Manusia tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Aktivitas kita sehari-hari selalu memanfaatkan teknologi, baik teknologi sederhana maupun yang lebih kompleks seperti teknologi digital.Â
Dari sisi baiknya, teknologi sangat membantu, dari segi waktu maupun tenaga. Semua pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif. Sedangkan sisi buruknya juga tentu ada, bahkan mungkin lebih banyak ketimbang sisi baiknya. Pada dasarnya, teknologi sangat penting bagi manusia.
Seleksi Alam dan Adaptasi
Dalam ilmu biologi ada beberapa teori yang mempelajari perkembangan (tepatnya evolusi) makhluk hidup—kemunculan dan punahnya suatu spesies. Salah satu dari teori-teori tersebut adalah seleksi alam.
Ada beberapa ahli yang meneliti tentang proses evolusi yang terjadi pada makhluk hidup di antaranya yang sangat terkenal adalah Jean-Baptiste de Lamarck, seorang ahli biologi berkebangsaan Perancis dan Charles Robert Darwin, seorang naturalis dan ahli geologi berkebangsaan Inggris.Â
Menurut Lamarck, proses evolusi terjadi karena hasil adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya. Sedangkan menurut Darwin, proses evolusi terjadi karena adanya seleksi alam. Kedua teori ini memiliki perbedaan yang dapat dipahami melalui cara mereka berdua menjelaskan evolusi yang terjadi pada jerapah (brainly.co.id).
Sedangkan teori evolusi Lamarck mengatakan bahwa lingkungan membentuk individu-individu yang adaptif dengan lingkungannya.
Teori di atas diulas secara garis besar untuk membantu kita memahami adaptasi dan seleksi alam. Pada intinya adalah teori seleksi alam memiliki konsep bahwa spesies yang berhasil beradaptasi dengan baik akan terus bertahan hidup, sedangkan yang tidak dapat beradaptasi akan punah (jendelasarjana.com).
Perkembangan Teknologi
Dunia dan aktivitas saat ini tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Teknologi berkembang begitu pesat. Dalam kurun waktu dua dekade terakhir dunia mengalami lompatan teknologi yang sangat besar.
Teknologi mengalami evolusi, dari ukuran super besar menjari nano teknologi, dari kawat (kabel) menjadi nirkabel, dari yang lambat menjadi cepat, dan sekumpulan perubahan lainnya.
Perkembangan teknologi memengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik manusia maupun alam—tentu saja pengaruh baik maupun buruk—dan menempati posisi sentral. Akan terasa sangat aneh jika ada manusia yang menolak menggunakan teknologi—walaupun dalam beberapa kasus ada orang yang seperti itu.
Demikian juga dengan kita sekarang melihat dunia dan teknologi masa depan. Kita tidak dapat memprediksi dengan tepat bagaimana keadaan dunia dalam tiga puluh tahun, lima puluh tahun, bahkan satu abad ke depan—mungkin kita akan terheran-heran melihatnya.
Dampak Teknologi bagi Manusia sebagai Seleksi Alam
Dalam buku Anak Muda dan Medsos (2018), Alois Wisnuhardana mengatakan, "Dalam ekosistem digital, tidak lagi berlaku yang kuat memakan yang lemah. Tidak lagi sekadar yang paling adaptif melahap yang kuat kokoh. Hukum besi yang baru menyatakan: Yang cepat akan memakan yang lambat. Makin cepat beradaptasi, makin kuatlah dia".
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim pernah mengatakan hal yang senada dalam konteks dunia pendidikan. Pak Menteri mengatakan, peran teknologi sangat besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Lebih lanjut beliau mengingatkan bahwa guru yang gaptek (gagap teknologi) dan acuh akan teknologi, siap-siap akan tersingkir (profesiguru.org).
Dalam sejarahnya, ada beberapa teori tentang kepunahan dinosaurus. Salah satu teori mengatakan bahwa dinosaurus dan makhluk purba lainnya punah akibat perubahan iklim yang sangat ekstrem. Perubahan iklim yang ekstrem dan tiba-tiba itu membuat dinosaurus dan makhluk purba lainnya tidak mampu untuk beradaptasi sehingga pada akhirnya harus punah.
Saat ini kita tengah berhadapan dengan ledakan teknologi yang cukup dahsyat. Teknologi terus mengalami inovasi. Salah satu contoh paling konkrit yang kita alami saat ini adalah teknologi smartphone.Â
Dalam dua dasawarsa terakhir teknologi ini mengalami inovasi yang sangat drastis. Telepon kabel diganti dengan telepon genggam yang lebih mobile. Di saat itulah inovasi-inovasi baru muncul. Fitur-fitur baru seperti internet, kamera, music player, serta fitur lainnya dimasukkan dan di-improve menjadi lebih canggih.Â
Pada akhirnya, saat ini kita bisa melakukan berbagai pekerjaan dengan mudah, cepat, dan tidak dibatasi ruang. Semua hal itu dapat dilakukan cukup dengan satu benda yaitu smartphone.
Teknologi pasti terus berubah. Saat Anda membaca tulisan ini, dunia sedang berevolusi. Banyak teknologi yang mungkin sedang mengalami inovasi dan terobosan atau bahkan suatu produk baru sedang diluncurkan. Sungguh benar-benar perkembangan yang sangat cepat tanpa kita sadari.
Bagaimana dampaknya bagi manusia? Apa korelasinya dengan "seleksi alam"? Apakah manusia bisa beradaptasi?
Efek teknologi memengaruhi banyak hal, mulai dari yang bersifat individu, kolektif, bahkan dalam skala yang lebih besar; seluruh umat manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, perubahan perilaku, moral, spiritual, mindset, olahraga, sistem kerja, sistem pendidikan, dan sebagainya secara riil menunjukkan proses seleksi yang sedang berlangsung.
Konsekuensi teknologi sebagai "seleksi alam" tentu berlaku bagi manusia yang merupakan subyek. Tanpa disadari, teknologi tengah melakukan "seleksi alam" terhadap manusia.
Perkembangan teknologi memaksa manusia mau tidak mau harus beradaptasi dengan perubahan itu. Manusia bukan lagi penguasa tetapi sebaliknya dikontrol bahkan "diprogram" oleh teknologi (baca: How is The Future of World Life?).
Karena itu, manusia harus cepat dalam beradaptasi. Teknologi akan terus maju dan berevolusi. Pada akhirnya individu yang tidak siap akan "gugur", sedangkan kontestan yang mampu beradaptasi dengan cepat akan bertahan menjadi sebuah individu yang kuat dan adaptif.
"Kita tidak bisa mengubah perkembangan dunia. Tetapi kita bisa beradaptasi dengan perkembangan dunia".—Ekri P. F. Baifeto
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI