Setelah KPU mengumumkan ada mantan narapidana kasus korupsi yang lolos jadi caleg dari partai Gerindra, maka sejak itu putus hubungan kami. Â Saya undur rahayu without even kissing the party goodbye.
Seperti ditulis dalam tulisan "Adakah Partai Golput", saya merasa tidak yakin kalau Prabowo tidak konsisten. (Silahkan baca ulang tulisan "Adakah Partai Golput"). Â
Saya sangat yakin kalau Prabowo sangat concern terhadap pemberantasan korupsi.
Belia selalu lantang bicara korupsi. "Saya akan pecat kalau ada kader yang korupsi" begitu komitmen yang saya dengar langsung saat Prabowo menyampaikan orasi politiknya di depan para kader partai Gerindra di Hambalang beberapa tahun silam.
Dikhawatirkan, ada oknum di DPP yang membungkus rapih nama mantan koruptor dalam daftar caleg yang akan diteken Ketua Umum, Prabowo Subianto.
Sinyalemen adanya permainan kotor dalam tubuh Gerindra, sudah saya cium sejak lama. Dan hal inilah, salah satunya, yang membuat saya harus hengkang dari Gerindra.
Untuk rekan-rekan yang dulu sejalan, mohon maaf. Kita semua punya pilihan masiing-masing. Dan saya sudah memilih untuk melepaskan Garuda di dadaku. Wassalam.- ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H