Mohon tunggu...
eko yulipriharyanti
eko yulipriharyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Membaca, berkebun dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Elang Jawa Riwayatmu Kini

16 Desember 2024   11:32 Diperbarui: 16 Desember 2024   11:32 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bibiku juga bercerita ketika dia masih kecil sekitar tahun 70-an jumlah elang Jawa yang mampir ke desa cukup banyak bahkan mereka juga memakan keripik ketan yang biasa disebut rengginang yang sedang di jemur. Namun kini mereka sangat jarang mampir ke desa karena jumlahnya yang berkurang jauh.

Salah satu penyebab punahnya elang Jawa, mereka hanya bertelur satu butir saja dan bersarang di pohon yang tinggi. Sarang berupa tumpukan ranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat di cabang pohon setinggi 20-30 di atas tanah. Mereka mengerami telurnya selama 47 hari.

Ketika berkurangnya jumlah pohon tinggi di hutan bahkan ada sebagian yang punah, akibat dari pembalakan liar dan konversi hutan menjadi lahan pertanian, sehingga menyebabkan menyusutkan tutupan hutan primer di Jawa. Maka hal ini menjadi ancaman besar terhadap kelestarian populasi elang Jawa. 

Tidak hanya itu, elang Jawa juga terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai hewan peliharaan, adikku pernah melihat ada elang Jawa dijual di pasar burung Jakarta. Karena kelangkaannya, memelihara burung ini seolah menjadi kebanggaan tersendiri, dan pada gilirannya menjadikan harga burung ini melambung tinggi.

Dalam pencegahan menurunnya jumlah populasi elang Jawa, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan berbagai komponen yang terdapat pada masyarakat. Agar dapat melakukan tindakan menghentikan atau mencegah perburuan liar. Selain itu juga melakukan perlindungan habitat hutan primer di Jawa yang kini tidak luas lagi. Hutan primer sangat penting bagi elang Jawa supaya bisa berkembang biak dengan sukses.

Dikutip dari Nationalgeographic.co.id. Penelitian yang dipimpin oleh Syartinilia dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) melaporkan terdapat beberapa bidang hutan primer yang dihuni oleh elang Jawa dan sarangnya. Hal itu menandakan bahwa konservasi elang Jawa masih berlangsung. Ditemukan pula pertumbuhan populasi yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Syartinilia dan tim berpendapat, hutan primer yang luas dan menjadi habitat elang jawa sangat membantu dalam berkembang biak. Elang Jawa pun dapat beradaptasi pada petak lahan hutan berukuran kecil.

note 

Sumber penulis: Pengalaman pribadi, media online, Nation

algeographic.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun