Jogja. Ada rekan sekantor yang sudah menyelesaikan masa baktinya sebagai abdi negara dengan sangat paripurna dan selamat dari godaan dunia: sampai akhir masa kerjanya tetap hidup bersahaja.
Sabtu yang lalu saya keUntuk menghormati beliau yang purna tugas ini kami mengadakan acara perpisahan di Jogja dengan menyewa satu bis berisi kurang lebih 30an orang. Acara perpisahan berjalan dengan penuh haru sekaligus sukacita.
Setelah acara selesai, pulanglah kami yang sudah kelelahan ini. Untuk mengusir penat, kami berkaraoke menggunakan youtube dari dua buah TV yang dipasang di dalam bis.
Memang asli mujarab. Karaoke bisa mengalihkan fokus otak kami. Kami yang lemah, letih, lesu karena sepagian duduk di bis dan ruang pertemuan, dan siang sampai sorenya kaki terus berjalan menyusuri trotoar Malioboro, bisa lupa dengan kelelahan itu.
Dengan penuh semangat bengak-bengok, teriak-teriak ikut nyanyi, nggak peduli merdu atau sumbang. Orang satu bis ikut hanyut dengan suasana. Kalau tidak ikut rengeng-rengeng nyanyi, ya paling tidak menggoyangkan badan mengikuti irama lagu.
Tapi kok ya celaka lho. Di Tengah jalan yang mulanya lancar jaya itu tiba-tiba macet total. Otak yang sudah senang-senang itu, tiba-tiba disabotase macet. Lemah, letih, lesu kembali menguasai badan.
"Waduh, macetnya bakalan lama lho ini." kata seorang teman di belakang saya.
"Kok tahu mas, sampeyan?"
"Ini di google maps. Bisa sampai sejaman kita macet ini."
Saya buru-buru ikut buka google maps. Waduh cilaka. Beneran, bis kami masuk di jalur padat merayap. Badan yang kembali loyo, semakin bertambah loyo.
"Mas, google maps itu kok canggih ya? Bisa tahu lho jalan di Jogja ini lagi macet. Carane piye yo?"