Mohon tunggu...
Eko Wurianto
Eko Wurianto Mohon Tunggu... Guru - Si Tukang Ngeteh

Seneng Ngeteh dan Ngobrol Ngalor Ngidul

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satu Datang, Dua Hilang

11 Oktober 2023   07:43 Diperbarui: 11 Oktober 2023   07:50 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satemo Dokar adalah tipe lelaki tulen. Dia pantang bersolek. Bahkan untuk urusan kumis, jenggot dan rambut pun jarang ia rapikan. Nyeni katanya.

Tapi hari-hari ini panas dan gerahnya bukan main. Semua manusia harus bisa beradaptasi dengan perubahan suhu sekarang. Dan salah satu caranya, bagi Satemo Dokar, adalah dengan memotong rambut nyeninya.

Uniknya, Satemo tidak pernah potong rambut di tempat potong rambut madura yang banyak tersebar di kampung saya ini. Ia juga tidak pernah potong rambut di barbershop yang mahal.  Yang motongi rambutnya ya  istrinya sendiri.

Istri Satemo itu lulusan SMK jurusan tata kecantikan rambut. Sudah pasti terampil perkara potang potong rambut. Tapi Satemo melarang istrinya itu untuk membuka salon potong rambut di rumah.

Bukan, bukan karena Satemo ingin lebih leluasa "mengeksploitasi" istrinya. Bukan agar istrinya beres dalam beberes urusan-urusan domestik rumah tangga sehingga mereka tidak perlu lagi jasa ART.

Tapi, karena Satemo tidak suka kalau rumahnya jadi sarang potongan rambut para pelanggan. Lho, lak aneh to? Dia sendiri saja jarang mau merapikan rambut tapi kok "alergi" dengan potongan rambut pelanggan.

Pokoknya! Begitu terus katanya kalau ada yang tanya mengapa istrinya tidak boleh membuka salon potong rambut di rumah. Tapi pada Sastro Carik ia pernah berkata kalau dia itu geli dengan potongan-potongan rambut yang menumpuk.

Pernah suatu kali ia mengantar temannya ke tempat potong rambut paling ramai di kota saya. Mereka sudah runtang-runtung mencari-cari tempat potong rambut yang sepi sampai ketemu tempat potong rambut yang tinggal menyisakan satu pelanggan.

Baru saja mereka masuk ke tempat potong rambut itu lalu duduk menunggu giliran, tiba-tiba Satemo melihat potongan rambut yang mruel dimasukkan di dalam karung, diletakkan di sudut ruangan.

Satemo langsung plokekan, muntah-muntah di depan tempat potong rambut itu. Jadi tontonan orang. Mereka tidak jadi potong rambut karena teman Satemo itu tadi harus mengantarkan Satemo pulang.

Nah, sore ini, ketika saya pulang dari ngantor, saya lihat Satemo sedang dicukur istrinya di halaman depan rumah. Dia duduk di kursi kayu dan istrinya kras-kres motongi rambutnya dengan sangat prigel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun