Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belajar dari Sejarah Peristiwa G30S dan Tantangan Memperbaiki Sistem Politik serta Sosial di Indonesia

1 Oktober 2024   18:25 Diperbarui: 1 Oktober 2024   21:13 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar detikNews 

Oleh: Eko Windarto

Dikutip dari Kompas.com, Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) adalah tragedi berdarah di Indonesia yang menewaskan sejumlah jenderal Angkatan Darat. Diketahui, tujuh jenderal diculik, dibunuh, lalu dimasukkan ke dalam sumur di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Mereka disebut bagian dari Dewan Jenderal yang diisukan akan mengkudeta Presiden Soekarno pada 5 Oktober. "Kabar burung" mengenai keberadaan Dewan Jenderal di tubuh Angkatan Darat pun hingga kini masih misteri.

Latar belakang sejarah Indonesia sebelum G30S sangatlah kompleks. Indonesia telah menjadi wilayah koloni Belanda selama lebih dari 300 tahun sebelum akhirnya merdeka pada tahun 1945. Proses perjuangan kemerdekaan Indonesia juga tidak selalu mulus, banyak sekali rintangan dan tantangan yang harus dihadapi.

Setelah Indonesia merdeka, negara ini mengalami banyak perubahan dan gejolak politik yang cukup signifikan. Sukarno dan Hatta sebagai proklamator kemerdekaan menjadi pemimpin Indonesia pertama. Mereka berusaha membangun negara dengan gagasan nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme yang dikenal dengan istilah "nasakom".

Namun, kondisi politik di Indonesia semakin memanas. Pada tahun 1955, Indonesia mengadakan Pemilu yang diikuti oleh lebih dari 40 partai politik. Hal ini menyebabkan partai politik bersaing satu sama lain, yang pada akhirnya memperparah kondisi politik di Indonesia.

Selain itu, adanya krisis ekonomi dan politik pada masa Orde Lama memperparah situasi di Indonesia. Korupsi dan ketidakadilan semakin merajalela.

Semua faktor ini menyebabkan munculnya gerakan-gerakan yang ingin menggulingkan pemerintahan Soekarno. Akhirnya, pada malam 30 September 1965, terjadi peristiwa G30S yang mengguncang Indonesia.

Konteks saat itu adalah kondisi politik Indonesia yang tidak stabil, dengan banyaknya gerakan anti-komunis di dalam dan luar negeri, serta kebijakan luar negeri yang dianggap terlalu pro-komunis oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Kondisi ekonomi yang memburuk dan ketidakadilan sosial juga menjadi faktor yang memperparah situasi menjadi semakin tidak stabil.

Seluruh susunan pemerintahan Soekarno-Hatta digulingkan, dan Soeharto naik ke tampuk kekuasaan. Namun, peristiwa G30S meninggalkan banyak lubang dan teka-teki yang belum terpecahkan hingga saat ini.

Sebelumnya, gerakan-gerakan yang ingin menggulingkan pemerintahan Soekarno sudah ada dan tumbuh subur. Akhirnya pada malam 30 September 1965, terjadi sebuah peristiwa yang sangat mengguncang Indonesia, yaitu penculikan para jenderal yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung. Tindakan mereka memproklamirkan sebuah dewan revolusi dan menggulingkan susunan pemerintahan Soekarno-Hatta yang telah ada. Semua itu menimbulkan teka-teki dan lubang yang belum terpecahkan hingga saat ini.

Dalam peristiwa G30S, banyak orang yang dituduh terlibat tanpa bukti yang kuat dan dijatuhi hukuman mati atau dipenjara dengan durasi yang sangat lama. Peristiwa ini juga menimbulkan trauma yang mendalam bagi keluarga mereka.

Kondisi sosial di Indonesia pada waktu itu juga rusak. Banyak orang terpaksa meninggalkan pekerjaannya, keluarganya dipisahkan dan keamanan di masyarakat rusak akibat kerusuhan yang terjadi.

Selain itu, terdapat juga upaya untuk menyelesaikan masih banyak lubang dan teka-teki yang terkait dengan peristiwa G30S. Seiring berjalannya waktu, banyak dokumen-dokumen rahasia yang dirilis dan informasi rahasia yang diketahui umum menjadi lebih terbuka.

Banyak organisasi masyarakat sipil dan kelompok aktivis yang rajin melakukan investigasi dan membuka diskusi publik untuk mendapatkan kebenaran. Hal ini dilakukan agar rakyat Indonesia dapat memahami sejarahnya dengan lebih baik dan memperbaiki hubungan internal yang terkoyak.

Terakhir, peristiwa G30S menjadi refleksi yang sangat penting bagi rakyat Indonesia untuk belajar dari sejarah dan mencegah terulang kembali di masa depan. Pada saat ini, terdapat juga berbagai upaya untuk memperbaiki sistem politik dan sosial di Indonesia, dengan tetap menghormati hak asasi manusia dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.

Dalam kesimpulannya, Latar belakang sejarah Indonesia sebelum G30S dapat dilihat sebagai faktor penting dalam memahami peristiwa ini. Situasi politik, ekonomi, dan sosial yang tidak stabil dan rusak membuka jalan bagi terjadinya peristiwa G30S. Meskipun peristiwa ini masih meninggalkan banyak lubang dan teka-teki, namun peristiwa ini menjadi refleksi yang sangat penting bagi rakyat Indonesia untuk belajar dari sejarah, mencegah terulang kembali, dan memperbaiki sistem politik dan sosial di Indonesia.

Sekar Putih, 2102024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun