Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Sejarah dan Perkembangan Ludruk sebagai Kesenian Teater Rakyat Jawa Timur

16 September 2024   06:12 Diperbarui: 16 September 2024   06:19 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun era digital berkembang sangat cepat, pertunjukan Ludruk harus tetap mempertahankan kekayaan budaya lokalnya dengan terus memelihara penggunaan kostum dan tata rias tradisional. Namun demikian juga menghadirkan inovasi terbaru pada kostum dan tata rias sehingga tetap dapat menjangkau para penonton muda dan tetap menarik minat untuk menonton pertunjukan Ludruk di masa depan.

Ludruk adalah jenis kesenian teater rakyat yang berasal dari Jawa Timur, khususnya Surabaya. Ludruk memiliki beberapa cabang, yaitu ludruk lokal dan ludruk Surabaya. Pertunjukan ludruk biasanya diiringi musik gamelan dan dianggap sebagai media dakwah Islam serta mengedukasi moral dan etika masyarakat. Karakteristik ludruk terdapat pada bahasa pengucapan para pemainnya yang menggunakan bahasa Jawa Timur sehari-hari, juga diwarnai dengan dialog berbahasa Indonesia yang dipadukan dalam canda tawa yang segar dan komikal. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang sejarah dan perkembangan ludruk sebagai kesenian teater rakyat yang berasal dari Jawa Timur.

Sekar Putih, 1692024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun