Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Tari Pendet Bali: Simbol Persembahan dan Kebesaran dalam Budaya Bali

19 Agustus 2024   05:40 Diperbarui: 19 Agustus 2024   07:06 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Kontan.co.id

Oleh Eko Windarto 

I. Sejarah Tari Pendet 

Tari Pendet adalah tari tradisional Bali yang berasal dari desa Sanggar, Kabupaten Badung. Tarian ini awalnya diciptakan sebagai tarian penyambutan bagi para dewa yang turun dari surga ke bumi. Pendet berasal dari kata "ped" yang berarti /menabur/, yang merepresentasikan persembahan bunga yang dianggap sebagai ekspresi warga Bali dalam mengagungkan kebesaran Sang Hyang Widhi Wasa.

II. Gerakan Tari Pendet 

Tari Pendet menyajikan gerakan-gerakan yang sangat khas dengan nuansa slow dan lemah gemulai, serta dipadu dengan musik tradisional Bali yang lembut dan sarat dengan nuansa religi. Gerakan utama dalam tari ini adalah gerakan menabur bunga yang biasanya dilakukan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan kostum adat Bali.

Mereka menaburkan bunga secara perlahan-lahan dan merata di atas panggung dengan menggunakan bakul yang diikatkan di kepala. Selain menabur bunga, gerakan lainnya termasuk menghentakkan kaki dan juga mengangkat tangannya keatas sebagai wujud penghormatan terhadap para dewa. Tari Pendet biasanya dilakukan dengan 5-7 orang penari dalam satu kelompok.

III. Kostum dan Properti 

Tari Pendet Kostum dan properti dalam tarian Pendet sangat memperhatikan bentuk dan warna yang khas. Penari biasanya mengenakan kain sarung Bali yang panjang dengan motif ornamen bunga. Sementara itu, baju yang dikenakan bervariasi, tergantung dari kreasi setiap daerah. Ada yang memadukan kain dan tali pemindah a, atau menggunakan kain slender yang dipadukan dengan dengan kopiah, gelung, atau sanggul.

Penari juga memakai ibing yang merupakan sudut kepala berupa anyaman dari rambut atau lidi. Ibing sengaja dibentuk menyerupai sanggah kemulan atau pendapa (bangunan tempat upacara adat dilakukan) di Bali. Penampilan penari Pendet di atas panggung semakin cantik dengan hiasan kecil di bagian panggung. Kostum dan properti yang khas ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali.

IV. Melestarikan Tari Pendet

Seiring dengan perkembangan zaman, tari Pendet mengalami perubahan. Mulai dari kostum, properti, hingga gerakan tariannya pun mengalami penyederhanaan. Oleh karena itu, penting untuk melestarikan tarian ini agar tidak punah dan menjadi identitas budaya yang terus hidup. Pemerintah Bali dan masyarakat Bali harus bekerja sama dalam mensosialisasikan pentingnya melestarikan Tari Pendet. Upaya melestarikan tarian ini bisa dilakukan dengan memasukkan Pendet ke dalam kurikulum sekolah dan membuka kursus Tari Pendet di setiap desa.

V. Tari Pendet adalah tarian tradisional Bali 

Tari Pendet adalah tarian tradisional Bali yang sangat khas dan memiliki makna sebagai tarian persembahan untuk menyambut para dewa. Gerakan-gerakan lemah gemulai serta kostum dan properti yang khas menjadi daya tarik bagi wisatawan. Melestarikan Tari Pendet adalah langkah penting untuk melestarikan budaya Bali agar tetap terjaga dan lestari. Semoga dengan upaya dari pemerintah dan masyarakat Bali, Tari Pendet tetap hidup dan terus diperkenalkan ke seluruh dunia.

VI. Makna dan Filosofis Tari Pendet 

Sebagai tarian tradisional Bali, Tari Pendet memiliki makna dan pesan filosofis yang cukup dalam. Pendet dianggap sebagai bentuk persembahan kepada para dewa, sehingga gerakan, kostum, dan propertinya di sesuaikan dengan nuansa sakral dan suci.

Setiap gerakan dalam Tari Pendet memiliki makna dan pesan yang tersirat. Gerakan menabur bunga, atau "memercikkan" air ke udara, dilakukan oleh penari wanita dengan gerakan tangan yang lembut dan figuratif, merepresentasikan tindakan meredakan ketegangan, mendamaikan, dan merawat. Sedangkan gerakan membungkuk merupakan penghormatan kepada para dewa, menggambarkan rasa syukur dan hormat yang tinggi terhadap kekuasaan yang lebih besar dari diri manusia.

Selain itu, kostum, properti, dan musik yang digunakan dalam Tari Pendet juga mempunyai makna dan pesan tersendiri. Kain sarung yang panjang dengan motif bunga yang khas merepresentasikan keindahan alam Bali yang kaya akan ragam bunga dan kearifan lokal. Ibing yang digunakan oleh penari pada mulanya digunakan sebagai bentuk kepala rumah sebagai tempat para dewa berkunjung.

Tari Pendet juga memiliki makna lebih dalam, yaitu sebagai bentuk persembahan dan pengorbanan. Melalui Tari Pendet, masyarakat Bali mengajarkan tentang pentingnya pengorbanan bagi yang lebih besar dalam hidup dan mengedukasi nilai-nilai sosial, seperti kerja sama, persatuan, serta nilai-nilai keindahan, kesucian, dan ketertiban.

VII. Pentingnya Melestarikan Makna Filosofis Tari Pendet

Upaya lain yang perlu dilakukan dalam melestarikan Tari Pendet-Bali adalah dalam memperkenalkan makna filosofis dan budayanya. Bahkan, aspek makna Tari Pendet harus diketahui dan disadari oleh semua penari dan masyarakat Bali. Ini diharapkan akan membuat Tari Pendet tidak hanya menjadi simbol keindahan semata, tetapi juga menjadi simbol dari kebesaran, kerukunan, dan kearifan orang Bali.

VIII. Kesimpulan dari uraian di atas terlihat bahwa Tari Pendet bukan hanya tarian trendi dan artistik melainkan juga dilandasi oleh kandungan spiritual, dan sosial sebagai pengamalan dari norma-norma kebudayaan bersama. Tari Pendet sebagai simbol kehidupan di Bali juga memberi pengertian tentang kesadaran rasa syukur kepada para Dewata. Melestarikan Tari Pendet berarti membawa pewarisannya dari generasi muda ke generasi berikutnya, sehingga Tari Pendet terus hidup, berkembang, dan memberikan nilai tambah dalam kesenian dan budaya nasional.

Sekar Putih, 1982024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun