Oleh: Eko Windarto
Menjadi seorang penulis bisa jadi adalah cita-cita bagi banyak orang, tapi menulis seringkali dipandang sebagai aktivitas yang hanya cocok dilakukan pada usia muda saja, ketika kemampuan kreativitas dan imajinasi berada pada puncaknya. Namun, masih banyak mitos yang menyesatkan dan menyebabkan banyak orang menganggap bahwa menulis menjadi sulit dilakukan pada usia senja. Padahal, menulis dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan mental dan otak pada usia senja.
Sebaliknya dengan anggapan umum, menulis sebenarnya merupakan kegiatan yang cocok dilakukan oleh mereka yang telah memasuki usia senja. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa menulis pada usia tersebut dapat meningkatkan keterampilan otak, memperbaiki kesehatan mental, dan bahkan menghasilkan penghasilan tambahan.
Dalam artikel ini, kita akan membongkar beberapa mitos yang berkaitan dengan kemampuan menulis pada usia senja dan membahas mengenai manfaat-menfaat dari menulis pada usia tersebut. Mari kita lihat lebih lanjut bagaimana menulis pada usia senja dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat.
Selain meningkatkan keterampilan otak, memperbaiki kesehatan mental, dan dapat menghasilkan penghasilan tambahan, menulis pada usia senja juga memiliki manfaat lain yang tak kalah penting. Berikut beberapa manfaat lainnya:
Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Menulis pada usia senja dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri. Dengan menuliskan pemikiran dan pengalaman, seseorang dapat merasa lebih percaya diri terhadap kemampuan mengekspresikan dirinya. Apalagi jika hasil tulisan tersebut mendapat respon positif dari orang lain. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain.
Menjaga Kognitif dan Kreativitas
Menulis pada usia senja dapat membantu menjaga kognitif dan kreativitas. Dalam menulis, seseorang harus menggunakan keterampilan kognitifnya dalam mengekspresikan ide dan pemikirannya. Selain itu, aktivitas menulis dapat mempertajam pikiran dan memacu otak untuk berpikir lebih kreatif.
Memberikan Rasa Kepuasan
Menulis juga dapat memberikan rasa kepuasan tersendiri bagi penulis. Dalam menuliskan pemikirannya, seseorang dapat mencurahkan dan mengekspresikan segala perasaan dan pengalaman yang sudah dirasakan selama hidupnya. Hal ini dapat memberikan rasa lega dan kepuasan tersendiri.
Menjaga Kesehatan Mental
Menulis dapat meningkatkan kesehatan mental. Dengan menuliskan semua perasaan dan pengalaman yang dirasakan, seseorang dapat lebih memahami dirinya sendiri dan mengurangi stres yang berlebihan. Menulis juga dapat menjadi bentuk terapi bagi mereka yang mengalami masalah kesehatan jiwa.
Menjaga Warisan Budaya
Menulis pada usia senja adalah salah satu cara untuk melestarikan warisan budaya. Dengan menuliskan pengalaman hidup dan cerita-cerita dari masa kecil hingga saat ini, seseorang dapat melestarikan kisah-kisah yang berharga bagi generasi selanjutnya. Karya tulis yang dihasilkan dapat dijadikan buku atau artikel yang dapat dibaca oleh banyak orang.
Memberikan Ruang Penuangan Diri
Menulis juga dapat memberikan ruang penuangan diri yang lebih bebas dan terbuka. Dalam menulis, seseorang dapat menuliskan pemikiran dan perasaannya secara bebas tanpa ada yang mengganggu. Hal ini dapat memberikan kedamaian dan ketenangan batin bagi penulis.
Dari beberapa manfaat tersebut, terlihat jelas bahwa menulis pada usia senja bukanlah kegiatan yang membosankan atau sulit, namun sebaliknya, bisa menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi kesehatan mental dan otak. Menulis tidak hanya dapat dipandang sebagai hobi semata, namun juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan dengan diri sendiri dan dengan orang lain.
Ya, benar sekali. Menulis pada usia senja dapat menjadi sarana untuk mempererat hubungan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Berikut beberapa contoh bagaimana menulis dapat membantu mempererat hubungan tersebut:
Peningkatan Keterampilan Komunikasi
Menulis dapat membantu meningkatkan keterampilan komunikasi seseorang. Dalam menulis, seseorang dilatih untuk menyampaikan ide dan pemikirannya dengan cara yang jelas dan terstruktur. Keterampilan tersebut dapat dipraktikkan dalam interaksi sehari-hari dengan orang lain.
Meningkatkan Empati
Menulis pada usia senja dapat membantu meningkatkan empati seseorang. Dengan menulis tentang perasaan dan pemikirannya, seseorang dapat lebih memahami diri sendiri dan juga dapat memahami perasaan orang lain dengan lebih baik.
Meningkatkan Keterbukaan Diri
Menulis juga dapat membantu meningkatkan keterbukaan diri seseorang. Dalam menulis, seseorang dapat dengan bebas menuliskan segala hal yang dirasa sulit untuk diungkapkan secara lisan. Hal ini dapat membantu mempererat hubungan dengan orang lain karena dengan keterbukaan diri itu, orang lain dapat lebih memahami dan merespons keinginan, masalah, atau perasaan yang sedang dialami.
Meningkatkan Kedekatan dengan Keluarga dan Teman
Menulis pada usia senja dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kedekatan dengan keluarga dan teman. Dengan menuliskan kisah-kisah dan pengalaman hidup yang bernilai bagi seseorang, dapat menjadi inspirasi bagi orang-orang terdekatnya dan membantu mempererat hubungan emosional antara mereka.
Suatu Bentuk Kebanggaan
Menulis pada usia senja dapat menjadi suatu bentuk kebanggaan, terutama ketika hasil tulisan tersebut dipublikasikan atau dibagikan kepada orang lain. Hal ini dapat membangkitkan rasa percaya diri dan kebanggaan dalam diri seseorang.
Dalam kesimpulannya, menulis pada usia senja tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental seseorang, namun juga dapat membantu mempererat hubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, menulis bisa jadi adalah kegiatan yang sangat bermanfaat dan menyenangkan bagi setiap penulis pada usia senja.
Batu, 2672024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H