Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengungkap Kesadaran Rumi tentang Cinta Esensial

24 Juli 2024   17:24 Diperbarui: 24 Juli 2024   17:42 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar id.pinterest.com/Laila El-Adawea

Oleh: Eko Windarto 

Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair dan filosof yang dikenal sebagai penyair sufi terbesar dalam sejarah Islam. Ia lahir di Balkh, Afghanistan pada tanggal 30 September 1207 dan menjadi pendiri Tarekat Mevlevi di Turki. Rumi dikenal dalam dunia sebagai tokoh yang mencintai kesadaran universal. 

Rumi menggambarkan bahwa kesadaran universal dapat dicapai melalui cinta esensial yang menembus batas-batas agama, ras, dan budaya. Dalam puisinya, Rumi menuliskan bahwa ia bukanlah seorang Nasrani, Yahudi, Majusi atau Islam; Rumi telah mencapai suatu ruang murni dimana ia keluar dari baju agama dan mencapai kemurnian hakiki.

Jalaluddin Rumi menulis puisi-puisi yang membangkitkan ekstase mistik dan kebahagiaan kepada pembacanya. Puisinya yang dianggap sebagai Al-Qur'an kedua oleh para sufi di Timur Tengah, mengajarkan nilai-nilai agama yang universal dan mempersatukan seluruh manusia dalam cahaya Keilahian. Bahkan, jalur spiritual yang ditempuh Rumi, membuat ia dihormati dan diakui oleh para Orientalis di Barat sebagai penyair terbesar dari semua penyair mistik dalam sejarah Islam.

Namun, karyanya yang luas dan kompleks, tidak mudah dimengerti oleh banyak orang. Untuk memahami sepenuhnya makna dari puisi-puisi Rumi, kita perlu merenungkannya secara bertahap dan mempelajari pemikiran-pemikiran filosofis yang ia sampaikan.

Pertama, konsep tentang kesadaran universal yang sangat penting dalam pemikiran Rumi. Ia mengajarkan bahwa kesadaran universal adalah kesadaran yang melampaui batas-batas agama, budaya, bahasa atau ras. Kesadaran universal ini akan mencapai puncaknya ketika seseorang mencapai kemurnian hakiki dalam diri mereka. Dalam hal ini, Rumi menyatakan bahwa kesadaran universal dapat dicapai melalui cinta esensial, yang memeluk keseluruhan ciptaan.

Baca juga: Nyanyian Cinta

Kedua, tema lain yang diangkat Rumi adalah tentang kebahagiaan, keindahan dan musik. Ia menggambarkan bahwa kebahagiaan dan keindahan hidup, serta semangat yang dihasilkan dari romansa hidup, dapat membangkitkan kesadaran universal dalam diri seseorang.

Ketiga, Rumi memperkenalkan ide-ide baru tentang hubungan antara Tuhan dan manusia. Ia memberikan gambaran tentang Tuhan yang hadir dalam jiwa manusia dan menyatakan bahwa kualitas tersebut harus diraih oleh setiap individu agar meraih kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup mereka.

Keempat, Rumi menyampaikan pesan kebaikan dan cinta kasih yang universal. Pesan kasih yang ia sampaikan melampaui batas-batas waktu dan ruang, sehingga tetap relevan sepanjang masa.

Karena karyanya yang luarbiasa dalam menyampaikan pesan-pesan universal, Rumi seringkali disebut sebagai pelindung agama dan filsuf. Ia mengajarkan konsep kesadaran universal yang mendorong manusia untuk mencapai kemurnian hakiki, bukan hanya dari satu agama, tetapi dari seluruh keberadaan dan ciptaan.

Apakah relevansi dari pemikiran Rumi di abad ke-21, ketika kita hidup pada era yang penuh dengan media sosial, politikus yang korup, dan kekerasan politik? Tentu saja, pemikiran Rumi sangat relevan untuk membantu menyadarkan manusia agar kembali kepada kesadaran universal, yang mempersatukan manusia dalam cahaya Keilahian. Selain itu, pemahaman tentang cinta esensial yang dapat membuka kedalaman kesadaran esensial sejati dari manusia, dapat membuat manusia kembali meraih kebahagiaan dan menjadi lebih baik serta menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik untuk kita semua.

Kesadaran Rumi tentang cinta esensial harus diintegrasi dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga keseimbangan di alam semesta terwujud. Pemikiran dan karya-karya Jalaluddin Rumi tak hanya menjadi warisan bagi umat manusia, tetapi juga menjadi pedoman dan panduan menuju peradaban yang lebih baik.

Oleh sebab itu, pemikiran Rumi sangat relevan di masa kini. Di era yang penuh dengan perselisihan agama, kekerasan, dan perbedaan pandangan, pemikiran Rumi tentang kesadaran universal dan cinta esensial dapat membantu menyatukan manusia dari berbagai latar belakang budaya, bahasa, dan agama.

Kita dapat mengintegrasikan kebijaksanaan Rumi dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat mencari dan menemukan kesadaran universal kita sendiri, mencoba untuk memahami pandangan dan perspektif orang lain, dan belajar untuk menghargai perbedaan. Kita dapat mengembangkan cinta esensial dalam diri kita sendiri dan menerapkannya dalam hubungan kita dengan orang lain.

Selain itu, pemikiran Rumi dapat memotivasi kita untuk mencari kebahagiaan, keindahan, dan musik dalam hidup kita. Ini penting karena kita mencari pengalaman positif dalam hidup untuk meningkatkan kesejahteraan dan mempersatukan manusia dalam ketertarikan yang sama.

Kita dapat memanfaatkan karya-karya Rumi sebagai pedoman dalam mencari jalan menuju kedamaian, kebahagiaan, dan persatuan dalam kehidupan kita sehari-hari. Rumi telah menunjukkan bahwa cinta esensial adalah hakekat agama yang mempersatukan seluruh umat manusia dan membantu kita mencapai kesadaran universal yang diinginkan.

Kita dapat mencari cinta esensial dengan merenungkan puisi-puisi Rumi yang indah dan mengikuti jejak spiritualnya. Puisi-puisi tersebut dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita untuk mencapai kedalaman spiritual dalam kehidupan kita sehari-hari.

Akhir kata, pemikiran Rumi yang penuh dengan cinta dan kedamaian dapat membantu kita menemukan kebahagiaan dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Pemikiran Rumi dapat membantu menyatukan manusia dalam cahaya Keilahian dan melampaui batas-batas agama, ras, dan budaya.

Pesantren, 2472024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun