Oleh: Eko WindartoÂ
Kesehatan seksual dan reproduksi merupakan bagian penting dari kesehatan manusia yang memengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat. Sayangnya, isu-isu kesehatan seksual dan reproduksi seringkali dianggap tabu dan masih menjadi perdebatan yang sensitif di masyarakat, terutama ketika berkaitan dengan isu aborsi dan kontrasepsi.
Aborsi dan Kontrasepsi
Aborsi dan kontrasepsi adalah dua isu yang kompleks dan saling terkait dalam konteks kesehatan seksual dan reproduksi. Kontrasepsi dapat membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan menurunkan risiko kesehatan termasuk infeksi Seksual Menular (ISM), sedangkan aborsi dilakukan ketika kehamilan tidak dapat dipertahankan atau berisiko kesehatan bagi ibu atau janin.
Isu aborsi sangat sensitif dan kontroversial terutama ketika menyangkut argumen moral, agama dan hak asasi manusia. Ada orang yang menganggap bahwa aborsi merupakan tindakan kejahatan dan berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik, sementara di sisi lain, orang lain berpendapat bahwa aborsi haruslah menjadi hak setiap individu untuk memiliki otonomi atas tubuhnya sendiri dan mencapai kesehatan seksual dan reproduksi yang baik.
Diskusi mengenai aborsi juga memiliki kaitan dengan hoaks yang sering beredar di banyak negara, seperti ide bahwa aborsi dapat menimbulkan kanker payudara atau kesehatan mental yang buruk bagi ibu yang menggugurkan janin. Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan-anggapan tersebut.
Namun, sangat penting bahwa diskusi mengenai aborsi dan kontrasepsi dilakukan secara terbuka dan fakta-fakta diuji untuk menghindari penyebaran informasi yang salah atau berbahaya bagi kesehatan publik. Keduanya merupakan bagian penting dari kesehatan seksual dan reproduksi dan adanya akses yang baik dan mudah ke layanan kesehatan reproduksi akan membantu dalam upaya untuk mengurangi kasus aborsi yang dilakukan secara ilegal dan dengan risiko yang tinggi.
Akses Terhadap Layanan Kesehatan Reproduksi
Peran layanan kesehatan reproduksi sangat penting dalam menciptakan akses yang adil dan menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang aborsi dan kontrasepsi. Ini termasuk layanan klinik kesehatan seksual dan reproduksi, penyedia kontrasepsi, advokat hak-hak reproduksi dan kelompok dukungan yang menyediakan informasi dan dukungan bagi orang yang memerlukan layanan tersebut.
Namun, akses ke layanan kesehatan reproduksi masih memerlukan upaya lebih lanjut, terutama bagi kelompok masyarakat yang lebih rentan seperti perempuan muda, kelompok penduduk miskin, orang dengan disabilitas dan kelompok masyarakat yang tidak terlayani. Masalah stigma, peraturan yang diskriminatif dan kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat dapat menghalangi akses ke layanan kesehatan reproduksi yang aman dan terjangkau.
Pertama-tama, penting untuk mengubah pandangan masyarakat tentang kesehatan seksual dan reproduksi. Memberikan informasi yang akurat dan terpercaya tentang kontrasepsi dan aborsi, serta menghapus stigma yang terkait dengan isu tersebut dapat membantu mendorong orang untuk mencari layanan kesehatan reproduksi yang tepat waktu dan mempromosikan kesehatan reproduksi yang baik.
Selain itu, pemerintah harus memainkan peran penting dalam menyediakan akses ke layanan kesehatan reproduksi yang aman dan terjangkau. Ini termasuk meningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas penyedia layanan kesehatan reproduksi, serta memperkuat regulasi yang mengatur layanan kesehatan reproduksi. Pemerintah juga dapat berperan dalam menjamin ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien yang membutuhkan.
Secara umum, ada beberapa cara untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi. Berikut beberapa di antaranya:
Pengeducasian dan Perubahan Pandangan Masyarakat
Dalam hal ini, diperlukan upaya untuk memperbaiki pandangan masyarakat tentang kesehatan seksual dan reproduksi. Ini dapat dilakukan melalui kampanye publik, pendidikan, dan informasi yang akurat dan terpercaya tentang aborsi dan kontrasepsi. Langkah-langkah ini akan membantu mendorong orang untuk mencari layanan kesehatan reproduksi yang tepat waktu dan mempromosikan kesehatan reproduksi yang baik.
Meningkatkan Ketersediaan dan Aksesibilitas Penyedia Layanan Kesehatan Reproduksi
Banyak sistem kesehatan yang belum memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan perempuan dan penggunanya dalam hal aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas layanan. Oleh karena itu, diperlukan meningkatkan ketersediaan dan keragaman penyedia layanan kesehatan reproduksi, terutama di daerah yang kurang terjangkau atau terisolasi.
Meningkatkan Akses Terhadap Obat-Obatan dan Komoditas yang Diperlukan
Terkadang, pasien menemukan kendala dalam memperoleh obat-obatan dan komoditas yang dibutuhkan untuk layanan kesehatan reproduksi. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan perbaikan sistem distribusi obat-obatan dan bantalan stock yang memadai, menciptakan peraturan dunia yang transparan dan jelas dalam pengadaan dan proses produksi serta mempromosikan inovasi untuk memecahkan masalah transportasi yang menjadi tantangan.
Memperkuat Kerangka Regulasi yang Mengatur Layanan Kesehatan Reproduksi
Pemerintah juga harus memiliki peran penting dalam memberikan akses ke layanan kesehatan reproduksi yang aman dan terjangkau. Salah satunya adalah dengan memperkuat kerangka regulasi yang mengatur layanan kesehatan reproduksi. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas layanan, menjamin keamanan pasien dan memberikan perlindungan yang sesuai bagi pasien yang membutuhkan.
Meningkatkan Peran Komunitas dan Media
Komunitas dan media juga harus berperan dalam meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi. Mereka dapat membantu menyebarkan informasi tentang pentingnya kesehatan seksual dan reproduksi, mempromosikan layanan kesehatan reproduksi yang aman dan terjangkau, dan membantu menghilangkan stigma yang terkait dengan isu kesehatan seksual dan reproduksi.
Dalam kesimpulan, meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi adalah upaya yang kompleks dan mencakup banyak aspek. Namun, dengan melakukan pendidikan publik, meningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas penyedia layanan kesehatan reproduksi, meningkatkan akses terhadap obat-obatan dan komoditas yang diperlukan, memperkuat kerangka regulasi yang mengatur layanan kesehatan reproduksi, dan meningkatkan peran komunitas dan media, diharapkan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi dapat ditingkatkan dan memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat.
Sekar Putih, 2152024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H