Di tengah pengalaman hidup yang sulit, shalat dan berdoa kepada Allah bisa menjadi pendorong harapan dalam diri kita. Shalat juga memberikan kita kesempatan untuk mencari kedamaian dan ketenangan dalam kehidupan yang terkadang penuh dengan kecemasan dan ketegangan. Saat kita melakukan shalat, kita bisa merasa lebih tenang dan damai dengan diri kita sendiri dan lingkungan sekitar kita, karena kita yakin bahwa Allah selalu ada di samping kita.
Selain itu, shalat juga dapat berperan sebagai sarana untuk mengatasi keprihatinan sosial yang telah hilang dan langka di masyarakat. Sebagian besar waktu kita dihabiskan dalam kehidupan sehari-hari, kita menghadapi begitu banyak masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran, diskriminasi rasial dan gender, dan kurangnya akses ke layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Semua ini mungkin tidak mudah diatasi oleh individu tanpa bantuan dan dukungan dari masyarakat. Inilah di mana nilai-nilai sosial dalam agama yang diajarkan melalui shalat dapat membantu.
Shalat Mengajarkan Empati
Empati adalah kemampuan untuk melihat dan merasakan masalah orang lain dari perspektif mereka. Hal ini dapat membantu kita untuk membangun rasa saling percaya dan pengertian yang lebih baik dari yang kita hadapi. Shalat memberi kita kesempatan untuk merenung dan berdoa atas kesulitan yang dialami oleh orang lain. Dalam shalat kita juga disuruh untuk berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan orang lain, termasuk mereka yang menderita kesulitan sosial.
Shalat Sebagai Sarana untuk Mengurangi Egoisme
Egoisme adalah suatu sikap dimana seseorang hanya memikirkan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan kepentingan orang lain. Shalat dapat membantu mengurangi perilaku egois ini dengan mengajarkan nilai-nilai seperti persaudaraan, kepedulian dan toleransi. Dalam konsep Islam, semua makhluk hidup saling terkait dan dipercayai saling berbagi. Ini tentunya sangat berbeda dari kebudayaan individualisme yang seringkali berlaku di kehidupan modern saat ini.
Shalat Mengajarkan Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah suatu sikap disertai perilaku yang menunjukkan bahwa kita bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri. Berinteraksi dengan masyarakat membutuhkan keteraturan dan pendisiplinan agar kegiatan sosial dapat berjalan efisien. Shalat memiliki ritual dan waktu-waktu yang rutin sehingga membentuk disiplin dan kebiasaan dalam hidup kita sehari-hari.
Shalat Mendorong untuk Berbagi dan Beramal
Shalat juga mengajarkan tentang pentingnya berbagi dan beramal. Ketika kita melakukan shalat, kita juga dipanggil untuk memberikan zakat kepada fakir miskin dan membantu mereka yang kurang mampu secara finansial. Ini membentuk rasa turut serta kita dalam ikut serta memperbaiki keadaan masyarakat, terutama yang membutuhkan bantuan paling banyak.
Shalat bisa berperan penting dalam sosialisasi dan pembentukan kepribadian seseorang di masyarakat. Seorang muslim yang menghayati perannya pada agamanya akan merasa memiliki kepedulian moral berdasarkan nilai-nilai agama. Sahabat Rasulullah, Abu Dzar, pernah berkata, "Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bila sendiri memikirkan Tuhannya, dan bila dengan orang lain memikirkan sesama."