Oleh: Eko Windarto
Karya sastra adalah fenomena unik. Ia juga fenomena organik. Di dalamnya penuh serangkaian makna dan fungsi. Makna dan fungsi ini sering kabur dan tak jelas. Oleh karena, karya sastra memang syarat dengan imajinasi. Itulah sebabnya, kajian, penelitian atau telaah sastra akan mengungkapkan elemen-elemen dasar pembentuk sastra dan menafsirkan sesuai paradigma dan atau teori yang digunakan.
Tugas demikian, akan menjadi bagus apabila penelaah atau pengapresasi memulai kerjanya atas dasar masalah. Tanpa masalah yang jelas dari karya sastra yang dihadapi, tentu kerja penelaah juga akan menjadi kabur. Manakala penelaah dan karya sastra itu sendiri sebagai fenomena yang kabur, tentu hasilnya tidak akan optimal. Itulah sebabnya kepekaan penelaah sastra untuk mengangkat sebuah persoalan menjadi penting.
Banyak dari pengamat, penelaah, dan peneliti seperti Teeuw (Satoto, 1986:1-2) mengemukakan bahwa mempelajari sastra itu ibarat memasuki hutan; makin ke dalam makin lebat, makin belantara. Dan, di dalam ketersediaan itu ia akan memperoleh kenikmatannya. Dari pendapat ini, terungkap bahwa karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks dan dalam. DI dalamnya penuh makna yang harus digali melalui pemikiran penelaah yang mendalam pula.
Menurut Goldman, karya sastra sebagai struktur bermakna itu akan mewakili pandangan dunia ( visioner du monde ) penulis, tidak sebagai individu melainkan sebagai anggota masyarakatnya. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa strukturalisme genetik menurut penelaah merupakan penelitian sastra yang menghubungkan antara struktur sastra dengan struktur masyarakat memalui pandangan dunia atau idiologi yang diekspresikan. Oleh karena itu, karya sastra tidak akan dapat dipahami secara utuh jika totalitas kehidupan masyarakat yang telah melahirkan teks sastra diabaikan begitu saja. Oleh karena itu, karya sastra dapat dipahami asalnya dan kejadiannya (unsur genetiknya) dari latar belakang sosial tertentu. Keterikatan pandangan dunia penulis dengan ruang dan waktu tertentu tersebut, bagi Goldmann merupakan hubungan genetik, karenanya disebut struktural genetik. Dalam kaitan ini, karya sastra harus dipandang dari asalnya dan kejadiannya seperti kompleksitas menyeluruh dari gagasan-gagasan, inspirasi dan perasaan puisi Ani Kzt di bawah ini.
DUNIA
Oleh: Ani Kzt
Seorang nabi mangkat diiringi tangis para perindu dan para malaikatÂ
yang berbaris mengelepakkan sayapnya seraya memuji bershalawatÂ
Mengguncangkan arasy menggurat .Sedang dari kejauhan ,paraÂ