Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Transisi Energi di Indonesia: Menuju Penggunaan Indonesia Bersih dan Ramah Lingkungan

21 Juni 2024   05:26 Diperbarui: 21 Juni 2024   13:28 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Canva

Oleh: Eko Windarto 

Indonesia sebagai negara dengan populasi besar dan berkembang pesat juga berupaya untuk berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim dengan meningkatkan penggunaan energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada energi berbasis fosil.

Selama ini, Indonesia telah banyak bergantung pada sumber energi fosil seperti minyak bumi, gas bumi, dan batu bara. Namun, penggunaan energi fosil yang berlebihan ini menimbulkan dampak negatif, seperti polusi udara, kerusakan lingkungan, dan perubahan iklim. Oleh karena itu, transisi energi menjadi suatu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Salah satu cara yang dapat dilakukan Indonesia untuk melakukan transisi energi adalah dengan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Energi terbarukan adalah sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak terbatas, seperti energi surya, angin, geothermal, dan hidro. Seiring meningkatnya teknologi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan energi terbarukan, diharapkan penggunaannya semakin meluas di masa depan.

Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan target peningkatan kapasitas produksi energi terbarukan menjadi 23% pada tahun 2025. Namun, upaya pengembangan energi terbarukan ini masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya dukungan dan investasi dari pihak swasta, infrastruktur yang belum mendukung, dan kurangnya regulasi yang jelas untuk mempromosikan pengembangan energi terbarukan.

Selain meningkatkan penggunaan energi terbarukan, Indonesia juga dapat melakukan transisi energi dengan mengadopsi teknologi yang lebih efisien dan efektif dalam penggunaan energi. Salah satu contohnya adalah dengan memperkenalkan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan kendaraan listrik dan transportasi publik yang lebih efisien. Selain itu, penggunaan teknologi digital juga dapat membantu dalam penghematan energi, seperti dengan memanfaatkan sistem monitoring dan automasi pada gedung dan industri untuk mengefisienkan penggunaan energi.

Untuk mencapai tujuan transisi energi, diperlukan kerja sama dari semua pihak, baik pemerintah, industri, dan masyarakat. Pemerintah perlu memberikan insentif dan kebijakan yang mendukung pengembangan energi terbarukan dan penggunaan teknologi efisien. Industri perlu berinvestasi dalam pengembangan teknologi baru dan mengadopsi sistem produksi yang ramah lingkungan. Sementara itu, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penghematan energi dan mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

Selain meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan menggunakan teknologi yang lebih efisien, sinergi antara industri dan pemerintah juga perlu dilakukan dalam pengembangan teknologi baru dan mengadopsi sistem produksi yang ramah lingkungan.

Industri dapat berperan penting dalam pengembangan teknologi baru yang ramah lingkungan. Berinvestasi dalam riset dan pengembangan produk yang ramah lingkungan dapat menghasilkan produk yang lebih efisien, lebih tahan lama, dan ramah lingkungan. Selain itu, industri dapat mengadopsi sistem produksi yang lebih efisien dan mengurangi limbah dan polusi yang dihasilkan. Misalnya, menggunakan teknologi produksi bersih yang tidak menghasilkan emisi gas atau limbah berbahaya.

Di samping itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif dan kebijakan yang mendukung industri dalam mengembangkan teknologi baru dan mengadopsi sistem produksi ramah lingkungan. Pemerintah dapat memberikan kebijakan pajak yang lebih rendah untuk industri yang memproduksi barang ramah lingkungan atau memberikan insentif dan bantuan kepada industri dalam mengadopsi teknologi baru yang ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun