Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Benarkah Faktor Pergeseran dari Sektor Padat Karya ke Sektor Padat Modal Generasi Z Lebih Sulit Mendapatkan Pekerjaan?

20 Juni 2024   20:38 Diperbarui: 20 Juni 2024   20:44 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Eko Windarto 

Salah satu faktor yang memengaruhi kesulitan Generasi Z dalam mencari pekerjaan adalah persaingan yang semakin ketat di dunia kerja. Generasi Z adalah kelompok yang terdiri dari individu yang lahir antara 1997 dan 2012, sehingga saat ini mereka masih bergabung dengan populasi milenial yang lebih tua. Persaingan yang tinggi ini berarti pekerjaan yang tersedia lebih sedikit daripada orang yang mencarinya. Selain itu, Generasi Z juga dihadapkan dengan masalah tuntutan kualifikasi pekerjaan yang semakin tinggi, bahkan untuk posisi level awal, yang seringkali membutuhkan pengalaman kerja dan keterampilan khusus.

Masalah lainnya yang dihadapi oleh Generasi Z adalah kurangnya pengalaman kerja. Karena masih muda, generasi ini kurang memiliki pengalaman kerja yang memadai dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua, meskipun mereka mungkin telah menyelesaikan pendidikan formal mereka. Bersaing dengan kandidat yang lebih berpengalaman dalam lingkungan kerja yang kian global, dapat menjadi tantangan tersendiri bagi generasi ini.

Selain itu, Generasi Z juga lebih cenderung mencari pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk menggabungkan pekerjaan dan gaya hidup, seperti pekerjaan paruh waktu atau pekerjaan dengan fleksibilitas waktu yang lebih tinggi. Namun, pekerjaan semacam itu tidak selalu tersedia atau tidak merupakan pilihan yang layak bagi mereka yang ingin membangun karir jangka panjang.

Akhirnya, faktor ekonomi juga memengaruhi sulitnya Generasi Z mencari pekerjaan. Meskipun perekonomian global telah kembali pulih setelah krisis keuangan 2008, generasi ini menghadapi perekonomian yang kurang stabil sebagai hasil langsung dari pandemi Covid-19. Banyak perusahaan yang harus melakukan pemutusan hubungan kerja atau menghiraukan pengadaan tenaga kerja baru, dan hal ini memperkecil opsi bagi Generasi Z yang sedang mencari pekerjaan.

Benarkah Faktor Pergeseran dari Sektor Padat Karya ke Sektor Padat Modal Membuat Generasi Z Sulit Mendapatkan Pekerjaan?

Ya, pergeseran dari sektor padat karya ke sektor padat modal telah terjadi selama beberapa dekade terakhir di banyak negara, termasuk di Indonesia. Pergeseran ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perkembangan teknologi, globalisasi dan persaingan ekonomi internasional, serta perubahan kebijakan pemerintah dalam mengatur perekonomian.

Pada dasarnya, sektor padat karya adalah sektor yang mempekerjakan banyak pekerja dengan tingkat keterampilan yang beragam, sedangkan sektor padat modal adalah sektor yang lebih mengandalkan teknologi dan modal dengan jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit. Pergeseran ini biasanya terjadi ketika teknologi baru, proses produksi yang lebih efisien, atau perubahan kebijakan yang meningkatkan daya saing secara ekonomi, memaksa perusahaan untuk melakukan restrukturisasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sehingga lebih bersaing di pasar global. Pada akhirnya, perusahaan lebih fokus pada produksi dan efisiensi modal, dan penyerapan tenaga kerja akan lebih sedikit dibandingkan sektor padat karya.

Dengan pergeseran ini, nasib Generasi Z di pasar tenaga kerja memang dapat lebih sulit karena kemungkinan lebih sedikit pilihan pekerjaan di sektor padat karya. Tuntutan industri untuk calon pekerja yang lebih terampil dan berkualitas pun menurunkan peluang untuk mereka yang belum memiliki pengalaman atau kualifikasi yang cukup dalam dunia kerja.

Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi dan budaya startup telah membuka berbagai peluang baru bagi Generasi Z yang mencari pekerjaan di sektor padat modal. Generasi Z dikenal sebagai generasi yang paham teknologi dan selalu terkoneksi. Mereka juga kreatif dan memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi. Karena itu, banyak dari mereka mencari karir dalam industri digital, seperti pemasaran digital, desain grafis, dan pengembangan teknologi. Di sektor ini, pemahaman teknologi dan inovasi menjadi kunci penting, dan adanya pergeseran ini memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan terobosan dan merintis usaha mereka.

Dalam kesimpulannya, meskipun pergeseran ke sektor padat modal dapat mempengaruhi kesempatan kerja Generasi Z di sektor padat karya, namun di sisi lain, pergeseran ini membuka peluang baru bagi mereka yang ingin memasuki sektor padat modal. Oleh karena itu, Generasi Z harus tetap beradaptasi dan meningkatkan keterampilan serta pengetahuan mereka dalam segala bidang untuk bisa bersaing di pasar kerja yang terus berubah.

Secara keseluruhan, sulitnya Generasi Z dalam mencari pekerjaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti persaingan yang ketat, kurangnya pengalaman kerja, harapan yang tinggi dalam kualifikasi pekerjaan, dan kondisi ekonomi yang kurang stabil. Bagaimanapun juga, penting bagi generasi ini untuk tetap memperbaiki keterampilan dan mempersiapkan diri dengan baik dalam memasuki pasar kerja yang semakin ketat.

Batu Wisata, 2062024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun