Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kebijakan Tapera Dilihat dari Kacamata Kontemporer

7 Juni 2024   10:42 Diperbarui: 7 Juni 2024   11:00 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Oleh: Eko Windarto 

Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) merupakan program yang didirikan pada tahun 2013 oleh pemerintah Indonesia, dengan tujuan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam membeli rumah dengan memberikan program tabungan khusus. Namun, belakangan ini, program Tapera menjadi perdebatan hangat di tengah masyarakat Indonesia.

Beberapa kalangan menilai bahwa program tersebut masih memiliki banyak kelemahan dan belum mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Namun, di sisi lain, pemerintah yang menjadi pemangku kebijakan selalu berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan program ini agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat luas.

Namun, saat ini, di tengah Era Globalisasi Ekonomi, kebijakan Tapera menjadi sorotan lagi, karena banyak masyarakat yang terdampak langsung oleh kesulitan ekonomi membutuhkan bantuan dalam bidang perumahan. Lebih dari itu, peraturan terbaru dari pemerintah juga menunjukkan bahwa program Tapera akan mengalami pengembangan lebih lanjut untuk mampu membantu masyarakat luas dalam memenuhi kebutuhan perumahan mereka.

Dalam hal ini, kami akan membahas lebih dalam mengenai kebijakan Tapera di pandang dari kacamata kontemporer. Dengan mengkaji aspek fisiolofis kebijakan Tapera, kita dapat lebih memahami mengenai kebijakan tersebut dan memberikan pandangan yang lebih mendalam sehingga dapat dilakukan pengembangan kebijakan yang lebih baik.

Dalam melihat kebijakan Tapera, terutama di masa ini, sangatlah penting untuk melihatnya dari berbagai aspek dari sudut pandang fisiolofis. Dalam pemikiran fisiolofis, Tapera haruslah dianggap sebagai suatu program yang harus dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, yaitu kebutuhan akan tempat tinggal yang layak dan terjangkau.

Namun, saat sekarang ini, masyarakat Indonesia yang memiliki penghasilan rendah semakin terdampak oleh semakin sulitnya memperoleh hunian yang layak. Oleh karena itu, dalam melihat kebijakan Tapera di masa ini maupun di masa depan, kita harus melihatnya dengan kacamata kontemporer, yaitu melihatnya dalam konteks situasi saat ini dan bagaimana kebijakan Tapera dapat memberikan manfaat dan solusi untuk masalah perumahan di Indonesia.

Dalam konteks ini, kebijakan Tapera perlu mengalami revisi atau peningkatan agar lebih optimal dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Salah satu cara meningkatkan efektifitas program Tapera adalah dengan meningkatkan keterjangkauannya untuk masyarakat dengan penghasilan rendah.

Selain itu, integrasi kebijakan Tapera dengan program-program perumahan lainnya yang telah dirancang oleh pemerintah dapat membantu mengoptimalkan manfaat dari program Tapera ini. Sebagai contoh, program Hunian Sejahtera (Husnya) yang dirancang untuk membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah dalam memiliki rumah layak dan aman.

Dalam konteks ini, kebijakan Tapera juga harus mampu memberikan kemudahan dan aksesibilitas bagi masyarakat untuk mengakses program ini secara online atau melalui jalur digital. Dengan hal ini, maka tidak hanya mempercepat proses pendaftaran program Tapera, namun juga dapat mengurangi virus kesenjangan sosial.

Namun, dalam menerapkan program Tapera ini, pemerintah juga harus memperhatikan dampak sosial yang mungkin ditimbulkan. Dalam beberapa kasus, di mana masyarakat yang telah menjadi peserta program tetap tidak sanggup membayar cicilan. Oleh karena itu, menyediakan pelatihan atau bimbingan keuangan bagi peserta Tapera penting untuk dilakukan, agar mereka paham bagaimana cara mengelola keuangannya dan juga mengatasi berbagai masalah ketika tidak mampu membayar cicilan.

Dalam melihat kebijakan Tapera dari sudut pandang fisiolofis, dapat kita simpulkan bahwa program ini haruslah melihat kebutuhan masyarakat dan kondisi sosial yang ada. Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini, kebijakan Tapera perlu mengalami beberapa revisi agar lebih efektif dalam memberikan manfaat bagi masyarakat. 

Namun, pada akhirnya, penerapan kebijakan Tapera ini haruslah didukung dengan koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait, seperti pemerintah, institusi keuangan, dan masyarakat umum.

Batu Wisata, 762024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun