Tak selalu bahagia, tak selalu sedih.Â
Tapi selalu terlibat dalam pergulatan, pikiran yang kadang tak pernah berhenti.
Menatap layar penuh ketidakpastian, terbungkus dalam rahasia yang terpendam.
Lembar-lembar berceceran, menjadi hidup dalam hitam dan putih.
Ketukan nada membantuku melupakan, batas antara yang abadi dan luput.Â
Dan kini aku terus bersuara, merangkai kata seperti surat cinta.
Dalam gelap, kutemukan cahaya, dalam sepi, kurasakan nyala.Â
Tak pernah aku sendirian, dalam puisi sederhanaku.
Sekar
Putih, 662024Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H