Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Praktik Telikung Menelikung dalam Dunia Politik Sering Terjadi dan Disengaja

6 Juni 2024   15:01 Diperbarui: 6 Juni 2024   20:26 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Eko Windarto 

Ketika kita membuka media massa atau bertemu dengan orang-orang yang berkomentar tentang politik, seringkali kita mendengar tentang "telikung menelikung" dalam kaitannya dengan dunia politik. Telikung menelikung dalam dunia politik adalah sebuah konsep yang merujuk pada praktik tidak jujur dan manipulatif yang sering kali dilakukan oleh para politisi untuk mencapai tujuan mereka, seperti meraih kekuasaan atau memenangkan pemilihan. Konsep ini merujuk pada serangkaian tindakan kotor dan licik yang digunakan untuk menggagalkan dan menjatuhkan lawan politiknya, dan seringkali melanggar moral dan etika politik yang seharusnya dijunjung tinggi.

Salah satu bentuk telikung menelikung yang paling sering terjadi dalam dunia politik adalah kampanye hitam atau serangan politik bertujuan untuk merusak reputasi lawan politik. Dalam kampanye hitam, para politisi akan bertindak tidak jujur dengan menyebarkan kabar burung, memanipulasi informasi, dan berbohong kepada publik tentang lawan politiknya, pada saat yang sama berusaha untuk meningkatkan popularitas mereka sendiri. Metode seperti ini tampaknya berhasil karena kurangnya kesadaran pemilih akan politik dan kecenderungan masyarakat untuk memperhatikan orang-orang yang paling sering muncul di media.

Selain kampanye hitam, politisi juga sering menggunakan taktik menipu dan memutarbalikkan fakta untuk memenangkan pemilihan. Beberapa contohnya adalah membuat janji-janji yang tidak realistis atau menjual program-program yang di dalamnya terdapat kebijakan yang kontroversial. Politisi juga dapat mempraktekan tindakan korupsi atau nepotisme untuk membangun kekuasaan dan menjalankan kebijakan secara tidak transparan.

Seringkali, praktik telikung menelikung dalam politik dieksekusi untuk memenangkan posisi atau melindungi kepentingan pribadi. Bagaimanapun, seringkali warga yang menjadi korban dari praktik ini, karena mereka kehilangan kepercayaan pada pemimpin mereka dan pada proses politik yang seharusnya mewakili kepentingan mereka. Selain itu, praktik seperti ini juga dapat memengaruhi reputasi dan kredibilitas negara di mata dunia internasional.

Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin politik untuk menunjukkan kejujuran, integritas dan transparansi dalam seluruh kebijakan dan tindakan mereka. Politisi dan pembuat kebijakan harus melakukan segala upaya mereka untuk membangun kepercayaan publik, terbuka, membangun target yang realistis dan memberikan informasi dan data yang benar, sehingga dapat membangun kepatuhan rakyat pada proses demokrasi yang adil dan demokratis.

Selain itu, kebutuhan untuk meningkatkan literasi politik dan pemahaman publik mengenai proses politik juga perlu ditingkatkan. Peningkatan ini dapat dicapai dengan cara meningkatkan pendidikan dan kampanye kesadaran politik yang lebih baik, misalnya melalui pengajaran di sekolah-sekolah dan diskusi terbuka di media sosial.

Sikap yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah semangat untuk menolak telikung menelikung dalam politik. Para pemimpin harus berfokus pada kepentingan rakyat dan memegang nilai-nilai moral serta integritas dalam menjalankan setiap kebijakan yang mereka buat. Sehingga dapat tercipta pemerintahan dan sistem politik yang sehat dan transparan bagi seluruh komponen masyarakat.

Praktik Telikung Menelikung, Khususnya oleh Teman Dekat, juga Seringkali Terjadi karena Beberapa Faktor Psikologis dan Kepentingan Politik yang Ada di Baliknya. 

Persaingan dan Perpecahan dalam Lingkup Kedekatan

Seringkali, teman dekat memiliki hubungan persaingan dan perpecahan yang terjadi di lingkungan mereka. Setiap orang mungkin memiliki ambisi dan cita-cita yang berbeda-beda, dan persaingan untuk memperebutkan keinginan politiknya dapat memicu beberapa praktik tidak jujur dan manipulatif seperti telikung menelikung. Di sinilah persahabatan berubah menjadi kepentingan politik dan sering berakibat pada keretakan persahabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun