Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membiasakan Diri Sendiri Bercermin Sebelum Cerminnya Retak, dan Jangan Mengajari Orang Lain Sebelum Anda Mengajari Diri Sendiri

31 Mei 2024   12:18 Diperbarui: 31 Mei 2024   12:26 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokpri 

Membiasakan Diri Sendiri Bercermin Sebelum Cerminnya Retak dan Jangan Mengajari Orang Lain Sebelum Anda Mengajari Diri Sendiri
Oleh: Eko Windarto

"Membiasakan diri sendiri bercermin sebelum cerminnya retak" merupakan sebuah peribahasa yang mengajarkan pentingnya introspeksi diri dan memahami bagaimana kita bertindak dan berbicara, sebelum terjadi sesuatu yang merugikan kita atau orang lain.

Cermin adalah sebuah benda yang digunakan untuk melihat dan memperbaiki penampilan diri. Ketika cermin retak, gambar yang terlihat akan menjadi terdistorsi, dan sulit untuk menilai penampilan diri secara objektif. Demikian pula dengan perilaku atau tindakan kita, jika kita tidak memperhatikan tindakan kita pada awalnya, maka kita mungkin tidak memahami konsekuensi dari tindakan tersebut, dan dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membiasakan diri untuk melakukan introspeksi atau penilaian diri secara teratur. Ini membantu kita untuk memahami bagaimana cara kita bertindak dan berbicara, serta dapat membantu kita memperbaiki perilaku buruk atau kebiasaan yang menghambat diri kita. Dalam proses ini, kita bisa mengevaluasi bagaimana sikap dan tindakan kita terhadap orang lain, mencari tahu apakah ada perilaku negatif yang dapat kami hentikan atau tingkatkan.

Membiasakan diri untuk bercermin sebelum keadaan memburuk akan membantu kita untuk tetap jujur dalam menjaga nilai-nilai dan etika kita, dan sangat membantu dalam meningkatkan hubungan sosial, pekerjaan, maupun kehidupan percintaan kita. Dengan memperhatikan tindakan kita sedini mungkin, kita dapat mengurangi konflik dan meningkatkan kepercayaan diri kita dalam mengambil keputusan.

Selain itu, dengan melakukan introspeksi atau penilaian diri secara teratur, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam mencapai tujuan kita. Kita bisa mengevaluasi apa yang telah kita capai dan apa yang harus kita perbaiki atau tingkatkan untuk mencapai tujuan kita di masa depan. Dalam proses ini, kita belajar untuk mengambil tanggung jawab atas kesalahan atau kekurangan kita dan mempertahankan kualitas diri dan etika yang positif.

Dalam kesimpulan, peribahasa "membiasakan diri bercermin sebelum cerminnya retak" menunjukkan bahwa seseorang harus mengajarkan diri sendiri untuk melakukan penilaian diri secara teratur, dengan tujuan agar kita dapat memperbaiki perilaku dan meningkatkan penerimaan kita terhadap konsekuensi dari tindakan kita. Hal ini penting untuk mengembangkan diri dan mencapai tujuan pribadi, sosial, maupun profesional dengan cara yang positif dan efektif. Dengan melakukan introspeksi atau penilaian diri yang teratur, kita dapat mencapai hidup yang seimbang, bahagia, dan produktif.

Mari kita lanjut pembahasan artikel di atas yang hampir sama dengan pepatah "Jangan Mengajari Orang Lain Sebelum Anda Mengajari Diri Sendiri".

"Mengajari diri sendiri sebelum mengajari orang lain" adalah sebuah pepatah yang sering diucapkan oleh banyak orang. Hal tersebut mengajarkan kita bahwa sebelum memberikan nasihat atau mengajarkan orang lain, kita harus memiliki pengetahuan yang cukup dan memahami topik yang akan diajarkan.

Semakin banyak orang belajar dan mendapatkan informasi dari media sosial dan internet, mereka semakin sering menemukan sumber daya yang berbeda dan seringkali tertarik untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari dengan orang lain. Beberapa orang cenderung cepat memberikan nasihat tentang pengalaman dan pengetahuan mereka tanpa benar-benar memahami topik tersebut secara mendalam. Hal tersebut dapat menghasilkan nasihat yang salah atau merugikan bagi orang yang menerimanya.

Sebaliknya, mengajari diri sendiri terlebih dahulu sebelum mencoba mengajari orang lain dapat membantu kita memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam dan memahami isu pembelajaran dengan lebih baik. Kita harus membangun pemahaman yang kuat tentang topik tersebut dengan melakukan riset, membaca buku, dan bertanya kepada ahli. Kita harus membiasakan diri untuk memilah informasi yang berguna dan akurat dari sumber-sumber terpercaya, serta bersikap kritis terhadap informasi yang kita terima.

Ketika kita sudah memiliki pemahaman yang mendalam tentang suatu topik, kita dapat dengan percaya diri mengajarkan orang lain dengan cara yang benar dan baik. Kita memastikan bahwa informasi yang kita berikan akurat dan dapat dipercaya, serta dapat membantu orang lain memahami topik tersebut dengan baik.

Mengajari diri sendiri terlebih dahulu juga membantu kita untuk dapat memahami berbagai pandangan dan sudut pandang yang berbeda tentang topik tersebut. Dalam hal ini, kita bisa mempertimbangkan sudut pandang orang lain terlebih dahulu sebelum menawarkan nasihat atau saran. Ini menjadikan kita dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin berpengaruh pada situasi atau persoalan yang dihadapi oleh orang lain.

Oleh karena itu, mengajari diri sendiri adalah langkah awal yang penting sebelum mencoba mengajari orang lain. Ini memungkinkan kita untuk berbicara dengan lebih percaya diri tentang topik yang kita ajarkan, serta membuat kita lebih efektif sebagai pembimbing dan mentor bagi orang yang kita ajarkan. Kita harus membiasakan diri untuk terus memperoleh pemahaman dan pengetahuan yang lebih dalam tentang topik yang kita hadapi sebelum mencoba membagikan pengetahuan itu kepada orang lain.

Batu Wisata, 3152024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun