Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kebenaran Sejati dalam Kaweruh Jawa

29 Mei 2024   08:53 Diperbarui: 29 Mei 2024   09:15 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh: Eko Windarto

Kaweruh Jawa, atau kearifan lokal Jawa, memiliki ajaran dan nilai-nilai yang menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat Jawa. Salah satu nilai yang sangat dihargai dalam Kaweruh Jawa adalah kebenaran sejati. Kebenaran sejati dalam Kaweruh Jawa meliputi konsep tentang kebenaran yang tidak hanya memperhitungkan konteks waktu dan tempat, namun juga keterkaitan antara hak dan kewajiban dalam hubungan sosial masyarakat. Bagaimana kebenaran sejati diterapkan dalam kehidupan masyarakat Jawa?

Kebenaran Sejati dalam Cahaya Hukum Karma

Kebenaran sejati dalam Kaweruh Jawa diasosiasikan dengan cahaya hukum karma. Karma adalah konsep dalam ajaran agama Hindu yang juga diadopsi oleh masyarakat Jawa. Karma menunjukkan sebuah hak-hak yang melekat pada setiap tindakan manusia. Penentuan hak dan kewajiban dalam hubungan sosial masyarakat dihubungkan dengan ajaran karma. Oleh karena itu, kebenaran sejati ditekankan sebagai keselarasan antara hak dan kewajiban dalam hubungan sosial masyarakat.

Kebenaran Sejati sebagai Pedoman dalam Berbicara dan Bertindak

Kebenaran sejati dalam Kaweruh Jawa menjadi pedoman dalam berbicara dan bertindak. Seseorang diharapkan untuk selalu jujur dan terbuka dengan orang lain tentang siapa dirinya, apa yang dilakukan, dan apa tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, dalam bertindak diharapkan untuk selalu memperhatikan kepentingan bersama dan tidak hanya memikirkan keuntungan pribadi.

Dalam Kaweruh Jawa, seseorang yang yakin dengan kebenaran sejati akan melakukan tindakan berdasarkan keyakinan tersebut, bahkan jika tindakan itu sulit atau tidak populer. Meskipun demikian, masyarakat Jawa juga menghargai kebijaksanaan dalam berbicara dan bertindak, sehingga seseorang diharapkan untuk berbicara dan bertindak dengan tepat, taktis, dan efektif.

Kebenaran Sejati sebagai Kepatuhan pada Ajaran Agama

Berdasarkan ajaran agama, kebenaran sejati dalam Kaweruh Jawa harus dilaksanakan dengan penegasan sikap dan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama. Dalam mempraktekan nilai demi menghindari perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai, seseorang diharapkan untuk selalu menerapkan kecerdasan sejati dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam pekerjaan, pengambilan keputusan, dan pilihan gaya hidup. Hal ini karena kebenaran sejati menghargai kecerdasan dan pemikiran yang baik sejalan dengan ajaran agama.

Kebenaran Sejati dalam Konteks Sosial

Kebenaran sejati dalam konteks sosial mengacu pada nilai-nilai yang dihormati dan dibangun dalam masyarakat Jawa. Salah satu nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa adalah kekeluargaan dan solidaritas sebagai landasan penting kebenaran sejati. Dalam praktiknya, kebenaran sejati dihubungkan dengan sikap dan keterampilan dalam membina hubungan baik dengan keluarga, kerabat, dan orang-orang di sekitar kita. Dengan berjalan tepat dalam kebenaran sejati tersebut, diharapkan akan tercipta suasana harmoni dan persatuan dalam kehidupan sosial masyarakat.

Definisi Kecerdasan Sejati

Kecerdasan sejati adalah kemampuan untuk mengetahui dan memahami diri sendiri dengan baik, cara bertindak yang benar dan sesuai dengan kebiasaan yang dianut, serta memiliki kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan sosial dan budayanya. Dalam falsafah fenomenologi Kaweruh Jawa, kecerdasan sejati bukan saja terkoneksi dengan akal dan kecerdasan intelektual, namun juga dengan kecerdasan emosional dan sosial.

Kecerdasan Sejati dalam Falsafah Fenomenologi Kaweruh Jawa

Menurut falsafah fenomenologi Kaweruh Jawa, ada tiga fase yang berhubungan dalam kecerdasan sejati. Mereka adalah:

Tahap Pertama: Pengetahuan tentang Diri

Tahap pertama dalam kecerdasan sejati adalah pengetahuan tentang diri sendiri yang bertujuan untuk mengenali kelebihan, kelemahan, dan juga potensi individu yang dimiliki. Pengetahuan ini kemudian akan menjadi dasar yang kuat untuk memperoleh visi kita tentang kehidupan dan tujuan hidup yang ingin dicapai.

Pada tahap ini, masyarakat Jawa menekankan perlunya membenahi diri sendiri dan melakukan introspeksi untuk mengetahui potensi dan kelebihan diri. Masyarakat Jawa juga mengajarkan untuk mendengar suara hati yang selalu memberi petunjuk pada diri masing-masing.

Tahap Kedua: Perbaikan Sikap dan Perilaku

Tahap kedua dalam kecerdasan sejati adalah perbaikan sikap dan perilaku. Setelah mengenali diri sendiri, individu diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap perilakunya, kemudian merancang strategi untuk memperbaiki diri agar lebih berkembang dan berprestasi.

Dalam kaweruh Jawa, seseorang diharapkan memiliki sikap yang sopan santun, selalu berbuat baik pada sesama, menghormati orang yang lebih tua, dan selalu mengikuti ajaran agama sebagai parameter dalam bertindak dan berbicara.

Tahap Ketiga: Pengabdian kepada Lingkungan

Tahap ketiga dari kecerdasan sejati adalah pengabdian kepada lingkungan sekitar. Setelah memperbaiki diri, individu diharapkan mampu mengaplikasikan kecerdasan sejati sebagai dorongan untuk melayani dan membantu orang lain dalam kegiatan sosial atau dalam skala kecil lainnya.

Dalam kaweruh Jawa, sikap ini tercermin dalam gotong royong dan saling membantu antar warga di lingkungan sekitar. Dengan tindakan ini, individu dapat memberikan kontribusinya dalam memperbaiki kesejahteraan lingkungan sekitar dan memperkuat rasa solidaritas yang ada.

Kaweruh Jawa menjunjung tinggi kecerdasan sejati melalui tiga tahap, yaitu pengetahuan tentang diri, perbaikan sikap dan perilaku, dan pengabdian kepada lingkungan. Kecerdasan sejati tersebut adalah kemampuan untuk mengetahui diri sendiri dengan lebih baik, bertindak dan bersikap dengan benar, serta memiliki kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan sosial dan budayanya. Dalam ajaran dan nilai-nilai kaweruh Jawa, kecerdasan sejati bukan saja terkonsep dalam kemampuan intelektual semata, namun juga dalam kemampuan emosional dan sosial.ajaran dan nilai-nilai Kaweruh Jawa dapat dijadikan landasan keseimbangan antara keterampilan dan praktik kehidupan yang positif sebagai modal dalam membangun manusia yang baik serta meningkatkan daya saing di masa depan.

Kesimpulan

Kebenaran sejati dalam Kaweruh Jawa merupakan pandangan yang mendasarkan pada hubungan sosial masyarakat dan ajaran agama. Kebenaran sejati menjadi landasan dalam bertindak, berbicara, dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Dalam masyarakat Jawa, kebenaran sejati diterapkan dalam penghormatan terhadap nilai kekeluargaan, solidaritas, kerja sama, kepemimpinan, serta penghargaan terhadap ajaran agama. Dalam mempraktekkan nilai kebenaran sejati, seseorang diharapkan untuk selalu introspektif dan berpikir cerdas agar dapat melihat konsep kebenaran dari banyak sudut pandang, serta memiliki kemampuan dalam memperkuat dan menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial yang dinamis.

Batu Wisata, 2952024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun