Kebijakan moneter, kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) dapat mempengaruhi nilai tukar dolar.Â
Ketika suku bunga dinaikkan, investor dapat menarik lebih banyak modal ke Amerika Serikat, yang pada gilirannya dapat menguatkan dolar.Â
Sebaliknya, ketika suku bunga diturunkan, investor mungkin mencari peluang di tempat lain, sehingga dapat melemahkan nilai tukar dolar.
Kondisi ekonomi - kondisi ekonomi Amerika Serikat, seperti pertumbuhan GDP, ketenagakerjaan, dan inflasi, dapat mempengaruhi nilai tukar dolar.Â
Ketika ekonomi Amerika Serikat tumbuh pesat dan pengangguran rendah, investor cenderung lebih tertarik untuk berinvestasi di dalam negeri, yang dapat menguatkan nilai tukar dolar.Â
Sebaliknya, ketika ekonomi mengalami perlambatan dan tingkat pengangguran naik, investor dapat mencari peluang di tempat lain, sehingga dapat melemahkan nilai tukar dolar.
Perdagangan internasional - hubungan perdagangan Amerika Serikat dengan negara lain dapat mempengaruhi nilai tukar dolar.
Contohnya, ketika Amerika Serikat meningkatkan impor dari negara asing, hal ini dapat menyebabkan kelangkaan dolar di pasar internasional, yang pada gilirannya dapat melemahkan nilai tukar dolar.
Kondisi geopolitik, ketidakpastian politik dan keamanan di Amerika Serikat atau di negara lain yang berdampak pada pasar global dapat mempengaruhi nilai tukar dolar.Â
Ketika investor merasa khawatir tentang stabilitas pemerintah atau masalah keamanan di Amerika Serikat atau negara lain, mereka mungkin mencari tempat yang lebih aman untuk berinvestasi, yang dapat melemahkan nilai tukar dolar.