Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Syair Tanpo Waton dan Gus Dur dalam Falsafah Fenomenologi Jawa

31 Maret 2024   19:53 Diperbarui: 31 Maret 2024   20:01 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Penulisan syair ini terinspirasi dari kehidupan sehari-hari, pengalaman hidupnya, serta pemikiran tentang agama, kebudayaan, politik, dan lain sebagainya. Syair ini ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa dan termasuk sebagai bentuk puisi dengan gaya bahasa yang dipadukan dalam bentuk sastra Melayu.

Syair ini juga dianggap sebagai kritik sosial dan politik terhadap masyarakat dan bangsanya. Hal ini diungkapkan dalam baris-baris syairnya yang berbicara tentang ketidakadilan, kemiskinan, ketidaktahuan, dan kondisi sosial yang menghancurkan kehidupan manusia. Yang mana penulisnya berbicara tentang pentingnya keberagaman dan interkoneksi, serta kebenaran yang harus diperjuangkan melalui sikap yang berani dan disiplin.

Syair Tanpo Waton menjadi populer karena isinya yang dalam, dramatis, dan kreatif. Tulisan ini memberikan pengaruh yang kuat bagi masyarakat, terutama yang mempercayai pemikiran Gus Dur dan mendukung visinya tentang perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan. Seiring berjalannya waktu, Syair Tanpo Waton menjadi syair yang populer dan terus diabadikan sebagai bagian dari sejarah sastra Indonesia kontemporer.

Batu, 2132024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun