Eko WindartoÂ
Puisi seperti gadis cantik dan gesit, bagai anak istri, petani, gelandangan, perokok berat, jurnalis, penyair sufi, ustadz ustadzah, dramawan, dermawan, dewan kemanusiaan, juri kebhinekaan, politikus, sosiolog, sejarahwan, pelaku segala kesenian, pengamatan aneka budaya, bidan sekaligus dokter kehidupan sehari-hari dan masa yang akan datang.
Puisi tak pandang bulu
Ia selalu lapar bercinta
Kala mata dan susu diganggu hantu-hantu kelabu
Karena hidup adalah puisi
Karena hidup adalah puisi
Karena hidup adalah puisi
Aku rindu menulis perang di hati
Aku rindu suara gaib angin padang belantara
Aku rindu tudung senja itu
Puisi adalah cahaya bulan
Menerangi luka-luka perempuan Budiman
Dadanya terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan
Kepalanya tegak melawan dunia keras yang dirasakan
Ia selalu bersolek meski sudah rupawan
Ia tak pernah resah gelisah dalam mencari Tuhan
Karena Tuhan selalu ada dalam hati dan kerinduan
Sebab hidup adalah puisi
Kata-kata kembali pada lambang
Dan lambang banjir bandang
Adalah tanda-tanda hidup tak seimbang
Membuat Tuhan tak senang mampir pada jiwa raga yang kering kerontang
Batu, 17112021