Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahayanya Mengonsumsi Antibiotik yang Tidak Tepat

25 Maret 2024   22:06 Diperbarui: 25 Maret 2024   22:08 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh: Eko Windarto

Alexander Fleming lahir di Lochfield, Ayrshire, Skotlandia pada tanggal 6 Agustus 1881. Ia tumbuh di keluarga petani dan mengejar karir di bidang kedokteran dan biologi. Fleming menjadi profesor biologi di University of London dan melakukan penelitian di bidang mikrobiologi, termasuk penemuan penisilin pada tahun 1928. Fleming dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1945 bersama dengan Howard Florey dan Ernst Boris Chain untuk kontribusi mereka di bidang pengembangan antibiotik.

Alexander Fleming adalah seorang ahli biologi skotlandia dan sekaligus penemu antibiotik pertama di dunia, yaitu penisilin. Pada tahun 1945, Fleming telah memperingatkan masyarakat mengenai penggunaan antibiotik yang serampangan dan berlebihan. Ia mengungkapkan bahwa konsumsi antibiotik yang tidak tepat dan serampangan dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten atau kebal terhadap antibiotik.

Fleming juga menekankan bahwa penggunaan antibiotik seharusnya hanya dilakukan sesuai dengan resep dokter dan sebaiknya tidak digunakan jika tidak diperlukan. Menurut Fleming, antibiotik seharusnya digunakan sebagai obat terakhir untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Apabila infeksi tersebut disebabkan oleh virus, penggunaan antibiotik justru akan tidak efektif dan malah dapat menimbulkan resistensi bakteri.

Peringatan yang diberikan oleh Fleming pada tahun 1945 tidaklah berlebihan. Saat ini, resistensi bakteri terhadap antibiotik menjadi salah satu masalah kesehatan global yang serius. Kondisi ini disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat, serta kurangnya pengawasan dalam distribusi dan penjualan antibiotik. Resistensi bakteri yang semakin tinggi dapat menyebabkan infeksi yang sulit disembuhkan dan meningkatkan risiko kematian pasien.

Itulah mengapa penting untuk mengendalikan penggunaan antibiotik dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya antibiotik yang serampangan dan resistensi bakteri. Penggunaan antibiotik seharusnya dilakukan dengan tepat, yaitu hanya digunakan ketika diperlukan dan dengan dosis yang sesuai. Selain itu, pemerintah dan instansi kesehatan juga perlu memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara-cara pencegahan infeksi yang tepat dan mengoptimalkan terapi yang tersedia untuk mengatasi infeksi.

Dengan cara ini, diharapkan penggunaan antibiotik akan menjadi lebih terkontrol dan terhindar dari bahaya penggunaan yang berlebihan dan serampangan. Hal ini juga dapat membantu menjaga keefektifan antibiotik dan memperpanjang masa guna obat-obatan ini untuk membantu mengatasi infeksi pada massa yang lebih luas.

Batu, 25/3/2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun