Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Monolog Kursi: Syamsu Soeid Sebagai Simbol Kedudukan dan Falsafah Jawa

9 Februari 2024   22:34 Diperbarui: 9 Februari 2024   22:49 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Monolog Kursi Juga sebagai Simbol Kursi Legislatif dan Presiden dalam Perspektif Jawa

Dalam dunia politik, kursi memiliki peran yang sangat penting, baik sebagai kursi legislatif maupun kursi presiden. Pada sisi lain, dalam perspektif Jawa, kursi juga dianggap sebagai simbol kekuasaan dan posisi sosial yang penting. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana kursi dipandang dari perspektif Jawa, khususnya kursi legislatif dan kursi presiden.

Dalam budaya Jawa, kursi legislatif dipandang sebagai simbol yang mewakili daya jelajah. Kursi legislatif merupakan tempat para anggota parlemen yang terpilih untuk mengemban fungsi sebagai wakil rakyat. Oleh karena itu, posisi kursi legislatif lebih dititikberatkan pada fungsi awalnya sebagai penyelesaian tugas. Posisi ini lebih dipandang sebagai fokus pada perjuangan rakyat dan isu-isu sosial yang penting.

Pada perspektif Jawa, kursi presiden dipandang sebagai simbol kekuasaan dan kontrol. Kursi presiden juga merupakan wakil rakyat yang memiliki kekuasaan dan otoritas untuk mengatur negara. Dalam budaya Jawa, posisi kursi presiden lebih dititikberatkan pada kekuasaan dan pengaruh di dalam tubuh politik. Oleh karena itu, penempatan kursi presiden pada ruang kerja harus memerhatikan arah pandangan matahari, agar bisa lebih kuat dan dominan di setiap momen.

Kesimpulan: Dalam perspektif Jawa, kursi dipandang sebagai simbol yang penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam konteks politik. Kursi legislatif dipandang sebagai simbol yang mewakili daya jelajah dengan fokus pada perjuangan rakyat, sedangkan kursi presiden dipandang sebagai simbol kekuasaan dan kontrol. Oleh karena itu, perhatian pada penempatan kursi sangat perlu dilakukan. Penempatan kursi ini harus memperhatikan arah pandangan matahari, sehingga posisi kursi memiliki kekuatan dan dominasi dalam tiap momen. Semua makna tersebut mengajarkan kita tentang pentingnya kesadaran akan kursi dalam kehidupan sosial-politik dan cara memanfaatkannya untuk mengarahkan pengaruh dan kekuasaan bagi keuntungan rakyat luas.

Batu, 9. 09. 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun