Oleh: Eko Windarto
Kegiatan ini diselenggarakan oleh DP3AP2KB
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA Kota Batu pada tanggal 27 sampai tanggal 30 November 2023, bertempat di Kyriad Arra Hotel Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang diikuti oleh perangkat Desa dari Kota Batu yaitu: Desa Pendem, Desa Oro Oro Ombo, dan Desa Gunung Sari.
Materi: 1
"Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) secara Berkelanjutan: Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Masyarakat".
Perkembangan ekonomi yang pesat di pedesaan telah melahirkan banyak kemajuan, seperti peningkatan infrastruktur, kesejahteraan ekonomi, dan kualitas hidup bagi masyarakat. Namun, kegiatan ini juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dengan meningkatnya deforestasi, kualitas udara yang buruk, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, bagaimana meningkatkan PAD secara berkelanjutan adalah tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu cara untuk meningkatkan PAD desa adalah dengan mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan adalah konsep pariwisata yang memperhatikan kelestarian sosial, budaya, dan lingkungan. Dengan mengembangkan pariwisata berkelanjutan, dapat meningkatkan PAD desa dan memberikan kesempatan kerja serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal tanpa merusak lingkungan dan keanekaragaman hayati. Pada kenyataannya, perkembangan pariwisata yang tidak berkelanjutan bisa merusak keanekaragaman hayati dan keindahan alam, sehingga pendapatan yang dihasilkan tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Selain itu, peran masyarakat lokal juga sangat penting dalam meningkatkan PAD desa secara berkelanjutan. Dalam mengembangkan usaha-usaha untuk meningkatkan PAD, masyarakat harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan menjaga kualitas hidup mereka. Salah satu bentuk partisipasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan PAD desa adalah dengan menjaga kelestarian alam dengan melakukan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Kegiatan seperti pengelolaan hutan dan tanaman kopi, perikanan dan kelautan, dan peternakan ramah lingkungan bisa membantu meningkatkan PAD tanpa merusak lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam meningkatkan PAD desa secara berkelanjutan. Pemerintah dapat memberikan bimbingan teknis dan memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam hal kegiatan pertanian, perikanan, dan pertambangan yang berkelanjutan. Pemerintah dapat membantu memberikan sertifikasi dan lembaga sertifikasi untuk produk lokal yang ramah lingkungan serta menemukan pasar untuk produk yang dihasilkan. Hal ini akan memberikan motivasi bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas usaha mereka sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan ekonomi di desa.
Dalam rangka meningkatkan PAD desa secara berkelanjutan, pemerintah dapat bekerja sama dengan LSM dan perusahaan untuk mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah yang berkelanjutan. Penyediaan modal dan teknologi yang sesuai serta pelatihan bagi masyarakat untuk mengelola usaha mereka secara efisien dapat membantu memperkuat usaha kecil dan menengah dan membantu meningkatkan pendapatan desa secara berkelanjutan.
Dalam kesimpulannya, untuk meningkatkan PAD desa secara berkelanjutan, perlu dilakukan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, keanekaragaman hayati, dan kesejahteraan masyarakat. Upaya ini dapat dilakukan dengan mengembangkan pariwisata berkelanjutan, melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan memberikan bimbingan teknis serta lembaga sertifikasi dalam pengembangan usaha kecil dan menengah yang ramah lingkungan. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan PAD desa berkelanjutan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi ekonomi desa, tetapi juga bagi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Materi: 2
"Mengurangi Angka Stunting dengan Program Gizi Berbasis Masyarakat".
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Terjadi ketika anak-anak kurang mendapatkan gizi yang cukup yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak dan fisik yang sehat. Angka stunting mempengaruhi kualitas hidup anak dan sekaligus mempengaruhi perkembangan dan kemampuan anak dalam berpikir dan belajar di kemudian hari. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya untuk menurunkan angka stunting menjadi fokus utama bagi banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Program gizi berbasis masyarakat dapat membantu menurunkan angka stunting pada anak-anak. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran di kalangan masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Program ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat di berbagai level, termasuk para ibu hamil dan menyusui, serta keluarga dan kelompok masyarakat lainnya.
Keterlibatan para ibu dalam program gizi berbasis masyarakat merupakan kunci keberhasilannya. Ibu hamil dan menyusui harus mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, serta memperoleh dukungan dan informasi dari tenaga kesehatan dan kelompok masyarakat lainnya. Keluarga juga harus memastikan bahwa anak-anak menerima gizi yang cukup melalui makanan sehari-hari.
Selain itu, program gizi berbasis masyarakat juga harus melibatkan tenaga kesehatan dan kelompok masyarakat lainnya dalam memberikan pendidikan dan dukungan pada para orang tua. Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang, diperlukan pula menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, seperti sekolah ataupun lembaga swadaya masyarakat dan institusi lainnya.
Salah satu bentuk program gizi berbasis masyarakat yang efektif adalah dengan memberikan stimulasi kognitif pada anak-anak. Stimulasi kognitif merupakan bentuk kegiatan atau interaksi dalam memberikan rangsangan pada anak, misalnya dengan bermain atau bernyanyi bersama. Stimulasi kognitif dilakukan untuk merangsang dan mengoptimalkan potensi intelektual dari anak.
Kesehatan lingkungan juga merupakan faktor penting dalam menurunkan angka stunting. Ketersediaan air bersih, sanitasi yang baik, dan keamanan pangan adalah kunci dalam pengendalian stunting. Hal-hal ini menjadi faktor penting dalam mencegah terjadinya penyakit, yang tentunya akan berdampak langsung pada ketersediaan gizi pada anak. Oleh karena itu, ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik harus diprioritaskan sebagai bagian dari program untuk menurunkan angka stunting pada anak.
Desa-desa yang menderita tingkat stunting yang tinggi harus mendapatkan perhatian khusus dalam program gizi berbasis masyarakat. Perencanaan program gizi yang efektif harus disesuaikan dengan karakteristik sosial, budaya dan ekonomi masyarakat desa. Bentuknya bisa saja melalui kampanye penyuluhan, pelayanan kesehatan, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang melibatkan seluruh komunitas desa.
Dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam program gizi berbasis masyarakat, pemerintah perlu memperhatikan pemberdayaan kelompok masyarakat dan mengembangkan jaringan komunikasi yang efektif. Salah satu bentuk pemberdayaan kelompok masyarakat adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan tentang manajemen gizi dan penyakit. Kelompok-kelompok ini dapat menjadi mitra yang penting dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dan dapat mendorong partisipasi efektif masyarakat dalam program gizi.
Dalam kesimpulannya, menurunkan angka stunting pada anak-anak dapat dilakukan melalui program gizi berbasis masyarakat. Program ini harus melibatkan para ibu hamil dan menyusui, keluarga, kelompok masyarakat dan tenaga kesehatan. Intervensi seperti stimulasi kognitif dalam interaksi keluarga anak dan lingkungan yang bersih dari penyakit menjadi kunci untuk menurunkan tingkat stunting pada anak-anak di Indonesia. Dalam jangka panjang, program gizi yang berkelanjutan akan memperkuat keberlangsungan pembangunan di Indonesia dengan mengurangi angka stunting dan meningkatkan perkembangan dan kemampuan anak-anak.
Terdapat beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan dalam rangka menurunkan angka stunting pada anak-anak melalui program gizi berbasis masyarakat. Berikut beberapa di antaranya:
Melibatkan masyarakat secara langsung dalam program gizi berbasis masyarakat, termasuk para ibu hamil dan menyusui, keluarga, dan kelompok masyarakat lainnya.
Memberikan edukasi yang cukup mengenai gizi seimbang dan pola makan yang sehat agar masyarakat terbiasa mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang secara rutin dan benar.
Memberikan stimulasi kognitif pada anak-anak untuk merangsang potensi intelektual mereka.
Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, sehingga dapat mencegah penyakit dan memastikan ketersediaan gizi yang cukup pada anak-anak.
Mengembangkan infrastruktur sanitasi yang baik, seperti penyediaan air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak guna mengoptimalkan kesehatan lingkungan.
Mengembangkan program kemitraan dengan berbagai pihak, seperti sekolah atau lembaga swadaya masyarakat dan institusi lainnya untuk meningkatkan kualitas program gizi berbasis masyarakat dan menciptakan akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk mengikuti program tersebut.
Menempatkan tenaga kesehatan yang terlatih di setiap desa/dusun agar bisa memberikan bimbingan langsung kepada masyarakat terkait pentingnya gizi dan cara memastikan anak tercukupi gizinya.
Menjadi konsisten dalam menjalankan program gizi berbasis masyarakat untuk memastikan keberlangsungan dan kualitas program.
Mendorong pemberdayaan kelompok masyarakat dalam rangka peningkatan kesadaran tentang kesehatan dan cara memastikan kecukupan gizi masyarakat.
Melakukan penelitian dan studi tentang sumber masalah stunting dan preferensi masyarakat tentang konsumsi pangan guna membuat program yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik desa.
Melalui berbagai langkah konkret tersebut, diharapkan dapat mengurangi angka stunting pada anak-anak secara signifikan dan menciptakan kualitas hidup anak yang lebih baik dan sehat.
Materi: 3
"Memberdayakan Pengelolaan TPS-3R untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan".
TPS-3R adalah konsep pengelolaan sampah yang sangat penting untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Konsep pengelolaan 3R terdiri dari Reduce, Reuse, dan Recycle. Reduksi adalah proses mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, Reuse adalah upaya mengurangi sampah melalui penggunaan ulang dan Recycle adalah proses mengubah sampah menjadi barang baru.
TPS-3R dapat dimanfaatkan sebagai salah satu solusi praktis untuk mengatasi persoalan sampah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Upaya pengelolaan sampah dengan konsep TPS-3R memberikan banyak manfaat, antara lain mengurangi jumlah sampah di daerah, memperbaiki kualitas lingkungan, dan mengurangi potensi timbulnya penyakit.
Untuk memberdayakan pengelolaan TPS-3R, perlu dilakukan beberapa upaya konkret, di antaranya sebagai berikut:
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dengan konsep TPS-3R melalui edukasi dan sosialisasi oleh pihak-pihak yang berkompeten, seperti pemerintah, LSM, dan masyarakat setempat. Hal ini akan membantu masyarakat memahami betapa pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi sampah.
Penguatan peraturan dan kebijakan masyarakat tentang pengelolaan sampah dengan konsep TPS-3R, seperti himbauan untuk memilah sampah dan memanfaatkan fasilitas pengolahan sampah yang sudah ada di daerah tersebut.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang pengelolaan sampah, melalui pelatihan, seminar, dan workshop tentang pengelolaan sampah dengan konsep TPS-3R untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah secara baik dan benar.
Keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan konsep TPS-3R, melalui berbagai kegiatan, seperti pengumpulan sampah, pemilahan sampah, hingga kemudian diolah menjadi kompos.
Pengefektifan pemanfaatan teknologi, seperti sistem monitoring dan pengolahan sampah yang optimal, penggunaan teknologi hijau dan ramah lingkungan untuk memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah.
Upaya memberdayakan pengelolaan TPS-3R juga dapat mendukung tujuan dan target pembangunan berkelanjutan, seperti pengurangan emisi, peningkatan energi dan pengurangan limbah. Hal ini sejalan dengan semangat konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang dimanifestasikan dalam Global Goal 11, yakni menciptakan "kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tahan bencana dan memiliki akses universal untuk hijau dan ruang terbuka publik".
Dalam kesimpulannya, upaya memberdayakan pengelolaan TPS-3R penting dilakukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kesadaran masyarakat, penguatan peraturan dan kebijakan masyarakat, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, keterlibatan aktif masyarakat, dan pemanfaatan teknologi. Dengan melakukan upaya tersebut, diharapkan pengelolaan sampah dengan konsep TPS-3R dapat dikelola dan dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk mendukung pembangunan yang lebih baik dan tahan lama.
Sekar Putih, 1-12-2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H