Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menggayuh Roso Tentrem Melalui Titian Wah Weh Woh

17 Januari 2024   11:57 Diperbarui: 17 Januari 2024   12:02 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa desa di Jawa telah mengadopsi konsep pemikiran kritis dalam pembangunan masyarakat mereka. Salah satunya adalah Desa Kali Pelem, Magelang, Jawa Tengah. Melalui program Desa Kritis, warga desa didorong untuk berpikir secara kritis dan mengambil tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kajian Kritis dalam Kesenian dan Budaya

Beberapa inisiatif seni dan budaya di Jawa juga mengadopsi konsep pemikiran kritis. Misalnya, acara Ngopi Dalem di Yogyakarta, yang mengadakan forum diskusi tentang seni dan budaya di Indonesia dengan melibatkan seniman, kritikus, dan akademisi. Acara seperti ini dapat membantu mengembangkan gagasan-gagasan baru tentang seni dan budaya di Indonesia melalui kajian dan diskusi yang kritis.

Meskipun masih sedikit contohnya, ini menunjukkan bahwa pemikiran kritis Habermas dapat diterapkan dalam konteks budaya Jawa dan membuka ruang bagi pengembangan pemikiran kritis serta wawasan bermasyarakat budaya yang lebih luas dan inklusif.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun