Mohon tunggu...
Money

Blackbird Coffeshop Samarinda

6 Juni 2016   09:45 Diperbarui: 6 Juni 2016   09:56 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BLACKBIRD

Indonesia dikenal sebagai produsen kopi dunia, aneka macam kopi ada semua di Indonesia termasuk kopi Luak yang terkenal sangat nikmat sekaligus mahal adalah kopi asli indonesia. Namun sayang untuk urusan pemasaran, Indonesia malah menjadi urutan paling belakang. Lihat saja disekeliling kita banyak sekali terdapat gerai kopi luar negri di indonesia, aneka merek ada disini sedangkan untuk gerai kopi lokal asli indonesia sangat jarang ditemui, jika pun ada masyarakat kebanyakan lebih memilih gerai kopi luar negeri.

Di Indonesia sendiri tepatnya di Samarinda  terdapat coffee shop lokal bernama Blackbird, Blackbird ini berdiri sejak Agustus 2014 lalu. Nama Blackbird sendiri diambil dari salah satu judul lagu band The Beatles asal Liverpool Inggris , karena sang pendiri dari coffee bar ini adalah fans berat dari band asal Inggris itu. Dua orang pendiri Blackbird yaitu Muhadzar Kholid atau yang sering disapa Kholid, Lahir di Samarinda 26 September  1991, Ia memiliki hobi yang tak jauh beda dari usahanya yaitu coffe hate, selain sedang menggeluti usahanya ini dia juga sedang menempuh jenjang S1 di Universitas Mulwarman Fakultas Ilmu Sosiall dan politik tepatya prodi Ilmu Pemerintahan. Yang kedua yaitu Muhammad Radian Farizki atau yang sering disapa Coco, lahir dibengkulu 4 november 1985, yang memiliki hobi traveling, dengerin musik, dia juga suka melakukan pergerakan.

Blackbird ini bertemppat di JL. M. Yamin, dan hanya satu-satunya disamarinda “the one and the only,” ujar Kholid.

Kenapa memillih membangun bisnis coffe shop ? dari versi Agamis “coffe special the ini itu wine nya umat Islam, kenapa winenya umat Islam ? itu karena waktu pertama kali kerajaan Islam tersebar di dunia atau sepertiga dunia dimanapun kerajaan Islam itu tersebar disitu tersebar coffe. Dari segi kenegaraannya, kitakan negara dengan jumlah pulau yang besar dan sebagaimana karakteristik coffe itu disetiap penanaman beda tempat beda curah hujan beda posisi tanah itu ngebuat beda ras gak mungkin ada orang Amerika yg bisa menanam biji kopi Aceh Gayo itu bakal sama rasanya kalo di tanam disana begitu juga sebaliknya. Negara kita ini memiliki begetu banyak macam kopi dari Sabang sampai Maraoke, kekayaan alam yang gak bisa dicuri. Sekarang ini aja biji kopi Indonesia lagi ngehits di Australia padahal kiblat coffe Indonesia Australi,” ujar Kholid

Blackbird ini menjual special the coffe ( coffe yang well prepare ) dari benih sampe berada di cangkir. “kita harus tahu dari mana dia ditanam, siapa petaninya, kondisinya gimana, pasca panennya gimana, gimana masaknya, sampe akhirnya jadi miuman itu gimana, jadi bener bener the real coffe,” kata pria kelahiran septermber ini.

“Kendala yang dialami ya pasti ada, karna bisnis ini punya segment sama kaya musik, di Samarinda masih di dominasi minum kopi pake gula dan minum kopi itu orang tua. Di Samarinda ini juga masih dalam tahap memangun pasar coffe. Lebih mempengaruhi yaitu karna orang Samarinda musiman, orang Samarinda ini lebih suka ketempat yang baru atau yang lagi tren. Nah disini yang kita bangun budaya nge-coffe nya bukan tren nge-coffenya, yang dimaksud budaya disini kalian itu harus tau kapan kalian butuh kopi dan kenapa laian minum kopi,” ujar Kholid.

Dengan kesibukan menjalani usaha coffe shop ini gimana cara Kholid membagi waktu antara bisnis, keluarga, pendidikan, dan asmara ? “fokusnya ya kehidupku dan kekarirku,  awalnya masih ngejalanin kuliah dan akhirnya gak sempat lagi, kenapa bisa ngejalanin bisnis dengan hidup secara bersamaan, gak jauh jauh kerjaan ku dan bisnisku ya kehidupanku. Aku fokus kekerjaan aku, ini yang aku suka, dan aku gak ada beban menurut aku si semacam kaya petualangan imajinasi sendiri sih, kalo aku bosan aku tinggal cari biji kopi yang baru lagi gak bosen,”  ujar Kholid.

berat ya karena itu tadi nanti identitasnya agak absurd nantinya, dan edukasinya nantinya melenceng Jauh

Salah satu prestasi Kholid dia sering mengisi seminar-seminar di Jakarta dan berbagai daerah lainnya sebagai narasumber kopi atau barista .

Modal awalnya ini pake uang pribadiku sendiri (Kholid) sebelum aku bayar tempat ini dan udah ada 2 karyawan sekitar 80 atau 90 jt itu sudah termasuk alat dan aneka biji kopi

Usaha ini sebenernya di dukung banget sama keluarga, tapi sempat juga mereka mempertanyakan atau meragukan tentang usaha ini karena mereka melihat dari segi bisnisnya bukan dari segi kegemaranku atau hobiku (Khollid) karena tujuanku itu lebih menjurus kegemaaran dan ingin memperkenalkan orang di Samarinda terhadap kopi, dan Blackbird pun emang tidak menyediakan makanan bangun dalam menjalani bisnis ini, menyikapinya gimana ? sabar dan tawakal  . Kan bisnis ini masih dalam fase  membangun pasar, kalaupun surviev banget ada hari - harinya kita makan enak dan ada hari harinya kita tidak bisa makan sama sekali.

Dari awal planning aku emang gak mau punya pacar tapi sayangnya aku kejebak dalam kata2 “baperan” jadi sekarang aku punya pacar deh

Pada saat mengalami keterpurukan kholid mengaku “Aku pernah mengalami keterpurukan, tapi aku usaha buat jadi eksis lg gini loh caranya hal yyang bisa menyelamatkan strategi2 yang di buat sama coco, soalnya dia tipe orang yang suka ngelakuin sesuatu atau lebih kepergerakan gitu”

Omset coffe bar ini  yaitu “omset bersih dalam sebulan masih sekitar 15 juta itu udah bayar karyawan dan oprasional cafe Keadaan usahaku sekarang ini lebih sustainable , jadi maksudnya aturannya udah baku, karyawan itu udah ngerti apa yang harus mereka lakukan,” kata kholid

Untuk urusan percintaan , Kholid memiliki seorang kekasih yang sangat mendukung bisnisnya namun dia sedang berkuliah di Malaysia mengambil jurusan culinary art, “padahal cita-cita nya jadi dokter, tapi gara-gara iri sama aku karena dia gak bisa masak kayak aku mangkanya dia ambil jurusan itu, jadi sekarang kami LDR, tapi menurutku itu adalah kesempatan dimana aku bisa lebih maju tanpa dia dan dia bisa lebih maju tanpa aku,” ujar kholid

Untuk konsep tema interior yang di gunakan pada cafe blackbird ini mengusung tema industrialis pop art yang di design oleh coco alias Faris Stevy seniman muda Indonesia ,  jadi Faris Stevy ini yg nge-design logo dan properti di film Filosofi Kopi , design Blackbird sama design coffe shop di filosofi kopi itu hampir sama, tapi sebelum pembuatan Film Filosofi kopi itu sendiri  ternyata design di Blackbird ini sudah rampung terlebih dulu

Cofe shop ini juga sekarang sedang eksis di media sosial seperti path dan instagram untuk membantu media promosi mereka serta untuk menjalin hubungan baik dengan para komsumen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun