Batik Singo Mengkok, warisan budaya khas Desa Drajat, Karang Taruna setempat bekerja sama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Lamongan (Unisla) menggelar lomba mewarnai batik di Alun-Alun Desa Drajat, Kamis (22/8). Kegiatan ini berlangsung meriah di halaman Masjid Al-Mubarok Sunan Drajat, dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga ibu-ibu dari berbagai RT di desa tersebut.
Lamongan, 22 Agustus 2024 -- Dalam rangka melestarikanLomba mewarnai batik ini terbagi menjadi tiga kategori peserta, yaitu tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta kategori khusus untuk ibu-ibu antar RT. Ketua Karang Taruna Desa Drajat, Fatih, mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan batik khas Desa Drajat kepada generasi muda sekaligus mengingatkan kembali tradisi membatik kepada para ibu-ibu."Kami ingin anak-anak memahami bahwa Desa Drajat memiliki warisan budaya yang sangat berharga, yaitu Batik Singo Mengkok.
 Sedangkan untuk ibu-ibu, kami berharap mereka bisa mengenang kembali masa muda mereka ketika masih aktif membatik," ujar Fatih saat ditemui di lokasi acara.Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Drajat, yang turut dihadiri oleh Kepala Desa, Ah. Nailul Fauzi. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapannya agar kegiatan semacam ini bisa menjadi awal kebangkitan kembali tradisi membatik di Desa Drajat. "Ini adalah langkah awal untuk melestarikan kembali Batik Singo Mengkok, warisan Sunan Drajat.Â
Saya berharap Karang Taruna dapat terus berinovasi dan menghadirkan kegiatan-kegiatan serupa dengan skala yang lebih besar di masa mendatang," ujar Nailul Fauzi.Tak hanya itu, dukungan juga datang dari R. Zainul Aziz, Ketua Yayasan Keturunan Sunan Drajat, yang turut hadir dan memberikan apresiasi atas inisiatif ini. Menurutnya, Batik Singo Mengkok adalah bagian penting dari sejarah dan budaya Desa Drajat yang harus terus dijaga. "Kegiatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa warisan Sunan Drajat, yaitu Batik Singo Mengkok, tetap hidup dan dikenal oleh generasi berikutnya," ucapnya.Mahasiswa KKN Unisla yang terlibat dalam kegiatan ini juga mendapat pujian atas partisipasi aktif mereka.Â
Nailul Fauzi mengapresiasi kolaborasi antara Karang Taruna dan mahasiswa KKN, yang dinilai mampu menyatukan semangat pemuda dalam melestarikan budaya lokal. "Semoga kolaborasi ini menjadi contoh bagi desa-desa lain di Lamongan dalam upaya menjaga dan memperkenalkan warisan budaya kepada masyarakat luas," tambahnya.Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat Desa Drajat untuk terus melestarikan dan memperkenalkan Batik Singo Mengkok sebagai identitas budaya yang khas, sekaligus meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap warisan leluhur mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H