Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Elliot Aronson pada tahun 1966 mengungkap fenomena yang kini dikenal sebagai "Pratfall Effect". Dalam eksperimen ini, Aronson merekam seorang aktor yang menjawab serangkaian pertanyaan kuis. Aktor tersebut menjawab 92% pertanyaan dengan benar dan kemudian sengaja menjatuhkan cangkir kopi ke atas dirinya sendiri. Video ini kemudian diputar kepada sekelompok mahasiswa, yang kemudian diminta untuk menilai kesukaan mereka terhadap orang dalam video tersebut.
Aronson menemukan bahwa peserta yang melakukan kesalahan (menumpahkan kopi) lebih disukai diibandingkan dengan aktor yang tidak menumpahkan kopi. Temuan ini menunjukkan bahwa kesalahan kecil dapat meningkatkan daya tarik seseorang karena membuat mereka tampak lebih manusiawi.
Mengakui kekurangan dan kelebihan merupakan aspek penting dalam berkomunikasi, terutama dalam konteks profesional seperti wawancara kerja.
Ada sebuah penelitian lain yang menyatakan bahwa sangat disarankan untuk mengutarakan kekurangan kita terlebih dahulu baru kelebihan.
Kenapa? Karena ini menunjukkan kejujuran dan kesadaran diri yang tinggi, dua kualitas yang sangat dihargai di lingkungan profesional. Menyatakan kekurangan terlebih dahulu juga menciptakan kesan kerendahan hati dan membuka ruang untuk menunjukkan kemampuan kita untuk melakukan introspeksi.
Menyatakan kekurangan terlebih dahulu tidak hanya memanfaatkan Pratfall Effect untuk meningkatkan kesan positif, tetapi juga menunjukkan kejujuran dan kesadaran diri. Tapi saat anda mengutarakan kekurangan anda, terapkanlah prinsip growth mindset.
Apa itu growth mindset? Secara sederhana growth mindset adalah:
Pola pikir yang menganggap keberhasilan dan kemampuan seseorang dapat berkembang melalui waktu, usaha, dan ketekunan.
Jadi saat anda menyatakan kekurangan anda, berikan juga solusi anda untuk mengatasi kekurangan ini. Contoh sederhana adalah jika anda kesulitan bangun pagi, anda bisa menjelaskan bahwa anda telah mencoba untuk tidur lebih awal dan menggunakan beberapa alarm untuk membantu bangun tepat waktu.
Jadi akui kekurangan diawal dan nyatakan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan ini. Lalu bagaimana saat mengutarakan kelebihan? Menurut saya prinsip paradox of choice bisa digunakan.
Dalam sebuah penelitian oleh Lyengar dan Lepper, peserta diberikan dua kondisi saat memilih selai di supermarket.
kondisi pertama, satu meja terdapat 24 selai.
Kondisi kedua, satu meja terdapat 6 selai.
Pengunjung memang lebih banyak berhenti untuk mencicipi selai di meja dengan 24 selai. Tapi ternyata jumlah pembelian justru lebih banyak meja di kondisi kedua. Penelitian ini menggambarkan bahwa ketika pilihan terbatas, orang cenderung lebih mudah membuat keputusan dan merasa lebih puas dengan pilihan yang mereka buat.
Maka jika kita menerapkan prinsip ini saat mengutarakan kelebihan, kita harus menyadari bahwa memberikan terlalu banyak kelebihan bisa membuat pendengar merasa kewalahan dan sulit mengingat semua yang disampaikan.
Sebaliknya, menyoroti beberapa kelebihan utama yang paling relevan dengan situasi atau posisi yang diincar bisa lebih efektif. Hal ini membantu memfokuskan perhatian pada apa yang paling penting dan membuat setiap poin yang disampaikan lebih berkesan dan mudah diingat.
Jadi bagaimana kita menjawab ketika ditanya "apa kelebihan dan kekuranganmu"
Jawab dengan jujur kekurangan anda tapi pastikan kekurangan dijawab dulu baru kelebihan
Saat menjawab kekurangan, pastikan anda sampaikan juga solusi untuk mengatasi kekurangan ini.
Lalu saat mengutarakan kelebihan, utarakan sedikit kelebihan saja tapi yang relevan.
Semoga Membantu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H