Jika daya baca negeri ini rendah, lantas seperti apa daya tulisnya? Sudah banyak dibahas budaya baca negeri ini selalu di peringkat bawah dari negara-negara di dunia. Entah mengapa. Padahal kita memiliki banyak universitas ternama. Sekolah di mana-mana. Bahkan ada wajib belajar 12 tahun. Namun budaya baca masih rendah, lalu di mana yang perlu diperbaiki?
Apakah karena sejak di sekolah dasar para murid tidak dibiasakan membaca? Atau bahan bacaan yang tidak tersedia? Atau tidak ada keteladanan dari budaya membaca? Atau semuanya? Harusnya ada perbaikan dari waktu ke waktu.
Beberapa waktu lalu, saya memposting hasil dari menulis di beberapa platform online. Dalam tulisan yang saya unggah di media sosial tersebut saya sertakan gambar bukti pendapatan  yang saya terima. Ternyata cukup menarik minat sejumlah rekan yang ingin belajar.
Menariknya beberapa di antaranya adalah para guru. Saya sangat senang, karena mungkin dari sosok-sosok guru seperti inilah yang bisa berkontribusi mendongkrak minat membaca dan juga meningkatkan minat menulis.
Bersama Forum Blogger Guru Indonesia, akhirnya saya membuka kelas belajar menulis online. Dari jatah 10 peserta yang rencana akan diterima, yang mendaftar ternyata lebih. Akhirnya 13 orang tergabung dalam kelas tersebut.
Semoga saja, mereka menjadi agen untuk membanjiri media sosial dan media online dengan konten-konten kebaikan. [e]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H