Oleh: Eko Windarto
Di malam yang gelap, Emily terbangun oleh suara langkah berat di koridor rumahnya yang sunyi. Dengan hati-hati, dia mengintip keluar dari kamarnya dan melihat sosok bayangan hitam yang berjalan menuju ruang tamu.
Dengan penuh keberanian, Emily mengikuti sosok itu dan terkejut saat melihat bahwa sosok bayangan itu adalah... bayangan dirinya sendiri. Tanpa sadar, Emily telah memasuki dimensi paralel di mana keberadaannya disalin oleh entitas misterius yang menghuni rumahnya.
Emily merasakan ketakutan menjalar di seluruh tubuhnya saat menyadari keberadaan bayangan dirinya. Dengan langkah ragu, dia mencoba berbicara pada bayangan tersebut, namun tidak ada respons. Bayangan itu kemudian mulai bergerak mendekati Emily dengan lambat sambil memperlihatkan senyum yang mengerikan.
Tiba-tiba, Emily tersadar di kamarnya lagi, dalam keadaan berkeringat dingin. Dia menyadari bahwa mimpi buruknya telah berakhir, namun bayangan dirinya dalam mimpi tetap menghantuinya, menyisakan rasa takut yang sulit untuk dilupakan.
Bayangan itu tampak menyeramkan karena ia merupakan manifestasi dari ketakutan terdalam Emily dalam mimpi. Ketika seseorang memasuki dimensi mimpi atau alam bawah sadar, entitas yang muncul sering kali merupakan cermin dari inner fears atau ketakutan yang ada dalam pikiran dan hati seseorang.
Bayangan itu menyeramkan karena ia mencerminkan ketakutan Emily akan kehilangan identitasnya atau terperangkap dalam realitas yang tidak dikenal.
Emily takut kehilangan identitas karena belakangan ini dia merasa tertekan dengan ekspektasi dan harapan orang-orang di sekitarnya terhadap dirinya. Dia merasa terjebak dalam peran dan ekspektasi tertentu yang membuatnya merasa kehilangan dirinya sendiri.
Ketakutan tersebut muncul akibat tekanan sosial dan ketidakpastian mengenai identitas dirinya di masa depan, sehingga dalam mimpi, ketakutan tersebut diungkapkan melalui bayangan menyeramkan yang mencoba menelannya ke dalam kegelapan.
Emily merasa terjebak karena dia terus-menerus merasa harus memenuhi harapan dan standar yang ditetapkan oleh orang-orang di sekitarnya. Baik itu dari keluarga, teman, maupun masyarakat, mereka semua memiliki harapan-harapan tertentu terhadap Emily yang membuatnya merasa harus berperan sesuai ekspektasi orang lain. Akibatnya, Emily mulai kehilangan kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri dan merasa terjebak dalam citra yang dibentuk oleh orang lain.
Dalam bayangan misteriusnya, kecemasan dan ketakutan Emily tentang kehilangan identitasnya tercermin melalui sosok yang menakutkan yang mencoba mengambil-alih dirinya.
Setelah pengalaman misterius dalam mimpi tersebut, Emily terbangun dengan penuh kesadaran akan ketakutan dan kecemasan yang menghantuinya.
Dengan tekad yang kuat, dia mulai mengambil langkah-langkah kecil untuk menemukan kebebasan dalam mengekspresikan dirinya tanpa terbebani oleh ekspektasi orang lain.
Emily belajar untuk lebih percaya pada dirinya sendiri, mendefinisikan kembali nilai-nilai dan keinginan yang sebenarnya penting baginya, dan memahami bahwa dirinya adalah individu yang unik dan berharga.
Melalui proses ini, Emily secara perlahan keluar dari lingkaran tekanan dan mampu menemukan kembali identitas dan kebahagiaannya yang sejati.
Sekar Putih, 18112024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H