Mohon tunggu...
Eko To
Eko To Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Memasuki Hutan Angker

18 November 2024   12:34 Diperbarui: 18 November 2024   13:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ketika aku dan ibu memasuki hutan yang pernah angker itu, dan disambut dengan suara gemuruh yang menggema di antara pepohonan. Kegelapan mulai menyelimuti sekitar, dan kami merasakan kehadiran yang tidak kasat mata di sekeliling. Tiba-tiba, mendengar suara bisikan lembut yang meminta tolong dari balik semak-semak yang lebat.

Ibu memandangku dengan penuh kekhawatiran, namun aku merasa dorongan di dalam diri sangat kuat untuk menemukan sumber suara misterius tersebut. Aku dan ibu berjalan pelan ke arah suara tersebut, dan semakin dekat, merasakan udara menjadi semakin dingin dan terasa seperti ada sesuatu yang mengintai di kegelapan.

Saat  mencapai semak-semak tersebut, aku dan ibu menemukan seorang wanita muda dengan rambut kusut dan mata sayu yang terlihat kelelahan. "Tolong, aku terjebak di dalam hutan ini selama bertahun-tahun. Aku butuh bantuanmu untuk bebas," bisik wanita muda itu dengan suara parau.

Namun, sebelum bisa bereaksi, wanita muda itu tiba-tiba berubah wujud menjadi sesosok roh jahat yang tertawa keji. "Terima kasih atas kebaikan hatimu yang telah membawa aku kembali ke dunia nyata. Sekarang, aku akan menguasai tubuh kalian dan bebas berkeliaran di dunia ini," ucap roh jahat dengan suara menggema yang membuat bulu kuduk merinding.

Dengan langkah cepat, aku dan ibu bersiap untuk melawan roh jahat ini, menunjukkan bahwa kekuatan cinta dan keberanian adalah senjata yang tak terkalahkan di tengah kegelapan.

Saat akuu dan ibu bersiap untuk melawan roh jahat yang menyamar sebagai wanita muda, cahaya terang tiba-tiba menerangi hutan yang sebelumnya gelap gulita. Bayangan roh jahat itu berubah menjadi sosok yang familiar---sosok yang sangat dikenal. Dengan tatapan tajam dan senyuman jahat, roh jahat itu mengungkapkan identitas sejatinya.

"Kalian telah jatuh ke dalam perangkapku," ucap roh jahat tadi dengan suara serak. "Aku adalah bayangan kematian, entitas yang memanfaatkan ketakutan dan kelemahan kalian untuk memperoleh kekuatan."

Kami berdua terdiam terperangah, menyadari bahwa roh jahat ini bukanlah musuh biasa, melainkan manifestasi terburuk dari ketakutan dan rasa sakit dalam diri kami sendiri.

Dengan kekuatan hati yang tulus dan keberanian yang menggelora, aku dan ibu memutuskan untuk menghadapi bayangan kematian ini dengan penuh keyakinan dan cinta. Dalam pertarungan epik antara terang dan gelap, kami berhasil mengusir roh jahat itu dari hutan dan kembali membawa kedamaian pada tempat yang sebelumnya dipenuhi kegelapan.

Kemenangan kami bukan hanya menandai akhir dari malapetaka di hutan itu, tetapi juga mengungkapkan kekuatan sejati dari keberanian, cinta, dan kesatuan antara seorang ibu dan anak.

Dari sinilah, kami belajar bahwa teror sejati bukanlah di luar sana, melainkan yang ada di dalam diri kita sendiri yang harus dihadapi dan ditaklukkan.

Kala aku dan ibu menatap wajah bayangan kematian yang terungkap, mata roh jahat itu mulai memancarkan cahaya yang tak terduga. Tubuhnya mulai berubah bentuk menjadi sosok yang tenang dan lembut, yang sebelumnya tersembunyi di balik kegelapan. "Aku bukanlah roh jahat," ucap sosok itu dengan suara lembut. "Aku adalah penjaga hutan ini yang telah berjuang melawan kegelapan selama berabad-abad."

Dengan kekuatan yang tersisa, penjaga hutan itu menjelaskan bahwa penampakan roh jahat sebelumnya hanyalah ilusi dari kekuatan jahat yang berusaha mengambil alih hutan tersebut. Dia membutuhkan bantuanmu dan ibumu untuk membantu menjaga keseimbangan alam dan mengusir kejahatan yang merayap di dalamnya.

Kami berdua terkejut menyadari kebenaran sejati di balik seluruh peristiwa yang terjadi. Dengan tekad yang tulus, kami bersama penjaga hutan itu berjanji untuk bekerja sama menjaga kedamaian dan keharmonisan alam, serta menghadapi setiap ancaman yang akan datang dengan kekuatan cinta dan kebenaran.

Dari sini, kami menyadari bahwa tak semua yang kelam adalah jahat, dan tak semua yang terang adalah baik.

Keseimbangan antara terang dan gelap adalah kunci untuk menciptakan kedamaian sejati di dalam dunia yang penuh dengan misteri dan keajaiban.

Sekar Putih, 18112024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun