Oleh: Eko WindartoÂ
Saat matahari mulai tenggelam, desiran angin semakin menakutkan saat aku mengintip ke dalam hutan yang dilarang ibuku. Suara bisikan halus memanggil-manggil namaku di antara dedaunan lebat.Â
Tanpa bisa menahan rasa penasaran, aku akhirnya melangkah masuk ke dalam hutan itu. Dan di dalam sana, aku menemukan sesosok bayangan menyeramkan---bayangan ibuku sendiri yang telah meninggal dunia bertahun-tahun yang lalu.
"Ketika aku mendekati bayangan itu dengan langkah gemetar, bayangan ibu tiba-tiba berbalik dan tersenyum kepadaku dengan tatapan yang kosong."
"Ayo, nak. Ayo ikut ibu pulang," desisnya pelan sambil tangan panjangnya meraih pundakku.Â
Dan barulah aku menyadari bahwa sejak awal, ibu selalu berusaha melindungiku dari hutan itu yang sebenarnya adalah tempat tinggal roh jahat yang kini ingin menculik jiwamu.
Bayangan ibu yang tersenyum perlahan melepaskan jalinan rambut hitam yang tertutupi bayangannya dan mengungkapkan wajah yang membusungkan senyum mengerikan.Â
"Aku bukanlah ibumu," desisnya dengan suara serak yang menusuk. "Aku adalah entitas gelap yang telah lama menunggu untuk mengambil alih tubuhmu," lanjutnya dengan nada seram.
Aku tersadar terlambat saat tubuhku mulai merasakan dikuasai oleh kekuatan jahat yang tak terbendung.
Entitas gelap itu tersenyum penuh kepuasan saat aku menanyakan identitasnya.Â
"Aku adalah roh jahat dari hutan ini yang telah menyamar sebagai bayangan ibumu untuk memikatmu ke dalam perangkapku," ujarnya dengan suara bergema yang menusuk jiwa.Â