Makam Peneleh, yang berlokasi di Jalan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, merupakan salah satu situs bersejarah yang kaya akan kisah masa lalu.
Dibangun pada tanggal 1 Desember 1847, makam ini secara resmi dioperasikan sebagai jawaban atas permasalahan kelangkaan ruang pemakaman bagi kaum Eropa di masa itu.Â
Nama 'Peneleh' sendiri berasal dari bahasa Jawa yang merujuk pada keadaan yang terpelihara dengan baik, mencerminkan perhatian dan pentingnya tempat ini dalam sejarah kawasan tersebut.
Menurut penuturan sejarawan Begandring Soerabaia Kuncarsono Prasetyo, sejarah pembangunan Makam Peneleh berkaitan erat dengan kondisi penuhnya makam Eropa sebelumnya di Krembangan pada akhir abad ke-18, tepatnya pada tahun 1790-an.Â
Makam Eropa Krembangan di Jalan Krembangan adalah bukti nyata dari peningkatan jumlah jenazah kaum Eropa yang memerlukan tempat peristirahatan terakhir.Â
Dengan berdirinya Makam Peneleh, sebagian jenazah dari Makam Krembangan pun dipindahkan ke tempat yang baru tersebut.
Pada era 1920-an, sebagian lagi jenazah dari Makam Krembangan dipindahkan ke Makam Kembang Kuning. Hal ini menandai perpindahan dan evolusi tempat pemakaman di Surabaya seiring dengan pertumbuhan populasi dan kebutuhan akan ruang pemakaman yang lebih luas.
Makam Peneleh kemudian melakukan pemakaman terakhir pada tahun 1964, menyempurnakan perannya sebagai tempat persemayaman bagi berbagai kalangan.
Dalam konteks penggunaan, Makam Peneleh tidak hanya diperuntukkan bagi warga sipil dan orang Eropa, namun juga memberikan pemakaman kepada individu non-Eropa yang memiliki privilege atau keistimewaan.
Dengan demikian, makam ini menjadi simbol dari harmoni dan keberagaman budaya yang melingkupi masyarakat Surabaya pada masa itu.