Part 1 : Gado-gado bahasannya .
PUISI GELAS-ER beraksi di HORI 78 dalam Judul Hikayat Ibu Kota Nusantara, sebuah karya dari Edmalia Rohmani yang  saya  bacakan,  tulisan ringkas mengenai aktivitas saya di ini (13 Oktober 2024) ini, yaitu aktivitas membacakan puisi berjudul Hikayat Ibukota Nusantara karya Widmalia Rohmani (pegawai Kemenkeu), dimana dalam puisi itu aku mengambil karya dengan tema IKN (Ibukota Nusantara) dengan perangkat GELAS-ER Liquid, Kalimba dan dikameramin oleh Istri dengan Iringan Musik oleh anak saya dengan Ting-Ting Tong-Tong Kalimba serta suara alami  ayam berkokokdan suara gemeresek tak-tak bunyi kanopi berbahan galvalum.Â
Aku memang bener menghayati puisi itu dengan setting pada tanah, bambu, pipa, dan tanaman binahong, dan bekas panenan buah labu dan semangka yang baru aku tanam.Â
aku memcakan puisi setelah mengikuti acara reels competion APAFEST 2024 di Ikatan Akuntan Indonesia. Aku memilih tema GEOSPATIAL ACCOUNTING yang merupakan gabungan antara Geospatial dan Akuntansi poin pada implementasinya dan aku menyebutnya lebih ke Inovasi Intuitif saat ini. Kenapa karena secara intuitif dimana intuitif ini merupakan
basic" aku memperoleh inspiransi dalam  menulis. Belum ada kebakuan atau struktur ilmiahnya namun natural. Lalu aku cari di Co-pilot mengenai apa itu Geospatial Accounting ketemulah jawabannya yaitu soal :
Geospatial accounting theory involves the integration of geographic information systems (GIS) with accounting practices to enhance decision-making and reporting. Here are some basic concepts:
1. Spatial Data: Understanding how to collect, analyze, and visualize spatial data related to financial metrics, such as revenue by location or costs associated with specific geographic areas.
2. Location-Based Analysis: Using geographic data to identify trends, patterns, and relationships in financial data. For example, analyzing sales data by region can help businesses optimize resource allocation.
3. Mapping and Visualization: Creating maps that represent financial data spatially, which can help stakeholders easily understand complex information.
4. Â with Business Intelligence: Combining geospatial data with traditional accounting metrics in business intelligence systems for comprehensive insights.
5. Regulatory Compliance Understanding how geospatial information can aid in meeting regulatory requirements, particularly in sectors like environmental accounting or property management.
6. Risk Management: Analyzing geographic factors that could impact financial performance, such as natural disasters or demographic shifts.
Itu adalah hasil dengan prom di chat GPT dan Bing adalah "Martin Breunig and Patrick Erik Bradley are notable researchers in geospatial data management, which is closely related to geospatial accounting.Â
Meski dalam  videoku aku menyebutnya masih dengan relasi antara geospatial dan accounting terletak pada bahasan "lokasi" dan "Aset" Dimana lokasi direpresentasikan dengan koordinat dan aset dinyatakan dengan kepemilikan dengan akun aset tetap sebagaimana pada konsep formula akuntansi Aset = Liabilitas + Ekuitas.
Eh...kok bahasannya lebih ke Geospatial Accounting? mana puisinya?.Â
Puisi ini aku bacakan dan dapat diakses pada instagram aku di @echodry dengan klik link : https://www.instagram.com/reel/DBDO86jtciz/?utm_source=ig_embed&ig_rid=49d73353-88cb-4992-a7b1-e90959172009
Eko Susilo (@echodry) • Instagram photos and videos.
mengenai Geospatial Accounting kaitan dengan data ganda bumi sebagaimana di rilis oleh Delloite dalam penelitiannya dan juga penelitian dalam acara perhelatan World Economic Forum (WEF, 2024). Studi baru dalam penggabungan mengenai nilai ganda observasi nilai ganda bumi .
Nah akan berlanjut ke Part 2 : Geospatial Accounting : Inovasi Intuitif
...13 Oktober 2024Â
Geospatial Accounting : Inovasi Intuitif - YouTube echopod-cast
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H