Mohon tunggu...
Eko Suryo Pranoto
Eko Suryo Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah pekerja keras dan seorang pendidik

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Anak Tega Tusuk Ayah dan Neneknya di Lebak Bulus

1 Desember 2024   10:45 Diperbarui: 1 Desember 2024   10:59 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang remaja berusia 14 tahun ditangkap atas tuduhan pembunuhan. Ayah dan neneknya meregang nyawa. Sedangkan ibunya berhasil melarikan diri, walau terluka parah dan harus menjalani perawatan medis. Kasus anak bunuh ayah dan neneknya terjadi pada saat korban sedang tidur. Hal itu berdasarkan pengakuan dari terduga pelaku.

Berdasarkan berita yang beredar, saat itu ayah dan ibunya sedang tidur, kemudian terduga pelaku turun ke dapur mengambil pisau, kemudian naik lagi ke atas dan melakukan penusukan. Awalnya terduga pelaku melakukan penusukan kepada ayahnya, kemudian ibunya terbangun lalu ditusuk juga oleh terduga pelaku. Dan dia juga menusuk neneknya saat neneknya keluar dari kamar. Nasib baik masih ada pada si ibu. Ibunya setelah ditusuk lalu kabur mencari bantuan tetangganya.

Peristiwa berdarah itu terjadi pada Sabtu, 30 November 2024, sekitar pukul 01.00 WIB. Setelah membunuh ayah dan neneknya, terduga pelaku dapat diamankan oleh sekuriti kompleks perumahan. Dari kesaksian sekuriti, tangan terduga pelaku dan bajunya masih berlumuran darah.

Belum diketahui motif pembunuhan yang dilakukan oleh terduga pelaku remaja berusia 14 tahun itu, menurut berbagai berita, terduga pelaku mendapatkan bisikan untuk melakukan hal tersebut. Lain halnya di media sosial, tersebar kabar dari orang tua teman terduga pelaku, bahwa terduga pelaku sore harinya mengunggah status di WA "Gue baru sampe rumah, udah disuruh belajar lagi, padahal ujian masih hari selasa."

Terduga pelaku menurut kesaksian beberapa teman sekelasnya juga sering tertidur disaat pembelajaran di sekolah. Saat ditanya oleh guru dan teman-temannya, dia menjawab karena baru tidur jam 1 pagi sebab harus belajar dan mengerjakan tugas dari tempat lesnya. Selain itu, terduga pelaku juga memiliki tekanan dari orang tuanya agar menjadi anak yang pintar. Terduga pelaku juga ditekan untuk belajar supaya bisa masuk sekolah dan kampus negeri seperti jejak kedua orang tuanya yang berlatar belakang lulusan universitas negeri di Depok.

Menurut beberapa psikolog anak dan remaja, mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan anak tega membunuh keluarganya. Hal yang pertama harus dilihat adalah, apakah ada kekerasan atau pelecehan seksual atau pelecehan secara verbal atau pisik di dalam keluarganya. Selain itu apakah ada gangguan psikologis seperti kecemasan dan kepanikan, atau mungkin halusinasi dan delusi.

Faktor lingkungan dan media sosial juga bisa membuat seseorang menjadi gelap mata. Selain itu bisa jadi kecanduan obat-obatan, penyalahgunaan narkotika atau kecanduan alkohol. Krisis identitas atau pencarian jati diri juga menyebabkan seseorang melakukan perbuatan yang melanggar hukum.

Berdasarkan berita di media sosial, terduga pelaku mendapatkan tekanan belajar yang sangat tinggi. Hal ini menjadi catatan penting bagi setiap orang tua agar menjaga tingkat emosi anak, agar anak mampu mengembangkan setiap potensi yang ada di dirinya. Bukan hal yang dilarang menyuruh anak belajar, namun akan sangat tidak baik jika anak di tekan terus untuk belajar. Bukankah setiap manusia memiliki kecerdasan masing-masing?

Penekanan anak untuk belajar bukan solusi untuk anak menjadi pintar. Banyak orang tua yang menekan anaknya agar anaknya seperti dirinya. Bukankan Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai macam keunikan? Orang tua tidak boleh memaksakan anak harus sama dengan dirinya. Bukankah zaman dan sistem pembelajaran yang dialami oleh orang tua dan anak pada saat ini berbeda?

Seandainya anak menuruti semua kehendak orang tua, maka kita temui beberapa anak akan mengalami depresi dan ketidaksukaan terhadap sekolah atau jurusan yang orang tua kehendaki. Bukankan orang tua yang menekan anak agar sama seperti dirinya merupakan kezoliman dalam agama Islam?

Mari kita benahi sistem pendidikan yang ada didalam keluarga kita. Biarkan anak cerdas dengan keberbakatannya. Biarkan anak mewarnai hidupnya dengan cita-citanya. Kita sebagai orang tua hanya bisa memberikan nasihat dan motivasi disaat anak mulai malas belajar. Tunjukkan kepada anak bahwa kita adalah orang tua yang memiliki sikap penyayang dan penuh perhatian. Semoga kasus anak membunuh keluarganya tidak terulang kembali dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun