Sosialisasi bagi anak-anak merupakan suatu kegiatan yang sangat baik bagi perkembangan motorik, kecerdasan, dan juga emosional. Melalui interaksi dengan teman sebaya, keluarga, dan lingkungan sekitar, anak-anak dapat mengasah keterampilan sosial. Anak mampu beradaptasi dengan lingkungan merupakan suatu nilai positif bagi perkembangan anak.
Maraknya Pembangunan cluster-cluster perumahan yang hanya terdiri dari beberapa rumah saja, juga merupakan salah satu penyebab anak tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan. Lingkungan yang tertutup dan juga banyaknya keluarga muda yang menunda kehadiran buah hati juga menjadi penyebab anak kurang berinteraksi dengan lingkungan. Selain itu, perkembangan teknologi juga sangat berperan bagi perkembangan anak-anak. Banyaknya media juga menjadi penyebab anak tidak mau bersosialisasi.
Banyak pakar pendidikan dan dokter anak yang memberikan pentingnya bersosialisasi bagi anak-anak. Sosialisasi juga merupakan faktor anak menjadi anak yang cerdas secara intelektual dan juga secara emosional. Ada beberapa dampak yang akan didapatkan pada anak jika anak tkurang bersosialisasi.
1. Kurang percaya diri
Anak yang jarang bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain mungkin menghadapi tantangan dalam membangun rasa percaya diri. Kurangnya bersosialisasi membuat anak-anak menjadi canggung atau kurang kompeten dalam lingkungan, akibatnya anak menjadi minder dan rendah diri. Anak merasa tidak memiliki keterampilann atau kemampuan yang diterima oleh kelompok atau lingkungannya. Keadaan ini akan mengakibatkan perubahan emosi pada anak. Selain itu kurang berinteraksi juga membuat anak menjadi terlambat dalam berbicara.
2. Pendiam dan senang menyendiri
Anak yang kurang bersosialisasi atau berinteraksi dengan lingkungan akan menjadi pendiam dan cenderung menarik diri dalam kelompoknya. Anak-anak yang kurang berinteraksi akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri, dan ini akan mempengaruhi rasa kurang percaya diri. Kurangnya bersosialisasi dapat menjadikan anak sering menyendiri, mereka merasa berbeda dengan teman-temannya, dan keadaan tersebut akan mempengaruhi kepada tingkat intelektualnya.
3. Stres
Kekurangan berosisalisasi dapat meningkatkan risiko anak mengalami kecemasan atau stress. Ketidaknyamanan ini bisa berkembang menjadi masalah kecemasan yang serius. Keadaan tersebut akan membuat anak menjadi stress dan akan mempengaruhi kepada perkembangan mental anak seperti depresi dan gangguan kecemasan.
4. Rendahnya tingkat intelektual
Sosialisasi memliki perang yang penting dalam perkembangan anak-anak, salah satunya adalah rendahnya tingkat intelektual. Berinteraksi dengan teman dan lingkungan sekitar memberikan rangsangan atau stimulasi untuk perkembangan bahasa, keterampilan berpikir, dan kreativitas. Kekurangan dalam berinteraksi akan mempengaruhi proses belajar anak. Anak akan mengalami kesulitan dalam berpikir kritis dan kreativitas anak akan terhambat.
5. Keterasingan
Anak yang jarang bersosialisasi akan berakibat anak akan menyendiri dan akan menjadi asing. Mereka akan merasa kesepian dan kekurangan dukungan sosial. Kesendirian juga akan mempengaruhi Tingkat emosi anak. Akibatnya mereka akan kehilangan kesempatan untuk berketerampilan yang sangat penting untuk kehidupan dewasa mereka, seperti Kerjasama tim dan komunikasi.
Sosialisasi memegang peranan penting dalam perkembangan anak. Kurangnya interaksi akan menyebabkan berbagai dampak negatif, termasuk rendah diri, emosi, rendahnya tingkat intelektual. Untuk mendukung perkembangan anak, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mendorong anak mengikuti kegiatan sosial yang ada dilingkungannya. Ajak anak bermain bersama teman, dan selalu lihat perkembangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H