Mohon tunggu...
Eko Suryo Pranoto
Eko Suryo Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah pekerja keras dan seorang pendidik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Tujuan Hidupmu?

6 Agustus 2024   14:06 Diperbarui: 6 Agustus 2024   14:08 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia hidup di bumi memiliki berbagai fungsi; bagi dirinya, bagi keluarganya, bagi masyarakatnya, bagi bangsanya, bagi dunia dan alam sekitarnya. Ada orang yang merasa dirinya telah bermakna bagi kehidupannya, namun tidak dipandang oleh orang lain. Sebaliknya, ada orang yang merasa biasa-biasa saja, tidak memiliki makna dalam hidupnya, tapi orang lain melihatnya begitu bermakna dan bermanfaat. Ada orang yang tinggal di suatu lingkungan dalam waktu yang lama, tetapi kehadirannya tidak berpengaruh apa-apa bagi lingkungannya, maka dia bisa dibilang tidak dipandang bermakna. Hadirnya tidak merubah suatu keadaan.

Sebaliknya, ada orang yang hanya melintas sesaat dalam lingkungan tertentu, tetapi karena kehadirannya membawa perubahan besar kepada lingkungan tersebut, maka ketika orang tersebut meninggal, Namanya masih selalu disebut oleh lingkungan tersebut. Gagasannya masih selalu didiskusikan dan pendapatnya masih menjadi rujukan bagi kalangan yang ingin mengetahui tentang dirinya. Waktu yang sebentar itu memberikan dampak yang amat panjang bagi kehidupan manusia dikemudian hari.

Membuat hidup menjadi bermakna sangat erat hubungannya dengan pandangan hidup yang benar. Sedangkan pandangan hidup yang keliru akan membuat kekeliruan juga dalam mengambil keputusan yang ujungnya adalah hidupnya menjadi kurang bermakna dan akan merusak. 

Pandangan hidup dipadu oleh budaya dan agama akan menjadi hidup bermakna. Budaya yang tinggi akan melahirkan makna yang penting dan besar, sedangkan budaya yang rendah akan melahirkan makna yang rendah. Kenyakinan agama yang baik akan melahirkan kehidupan yang benar-benar bermakna, sementara akidah yang buruk akan menyesatkan penganutnya dan kehidupan yang tidak bermakna.

Jarang orang merumuskan tujuan hidupnya, merumuskan apa yang dicari dalam hidupnya; hidup untuk makan atau makan untuk hidup, hidup untuk bekerja atau bekerja untuk hidup, hidup untuk memberi atau menerima. Banyak orang yang hanya melakukan rutinitas untuk menerima ketentuan. 

Banyak orang yang melakukan hidupnya, mengikuti arus kehidupan, terkadang juga kita melihat ada orang yang berani melawan arus, namun hanya sedikit sekali. Mereka melakukan itu tanpa adanya rumusan yang serius yang membuat mereka menjadi lebih bermakna.

Ada orang yang sepanjang hidupnya bekerja mengumpulkan uang, tetapi untuk apa uang tersebut baru dipikirkan setelah uang terkumpul, bukannya dirumuskan ketika memutuskan untuk mengumpulkan uang. Ada orang yang tidak memiliki tujuan dan tak sempat merumuskan tujuan, sehingga hartanya berhamburan tanpa arti. 

Ada orang yang profesinya sebagai bos narkoba, yang menghasilkan uang banyak, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh dalam mengambil keputusan menjadi profesi tersebut. Ini merupakan orang-orang yang tidak bermakna bagi kehidupan.

Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia adalah untuk menggapai ridha Ilahi. Jadi apapun boleh dilakukan asalkan Allah ridha dengan kegiatan tersebut. Ridha artinya senang. Jika kita berusaha memperoleh ridha-Nya, maka apapun yang diberikan Allah kepada kita, kita akan menerimanya dengan senang. Sesuatu yang diharamkan Allah pasti tidak diridhoi, dan sesuatu yang dihalalkan pasti akan diridhoi Allah.

Semangat mencari ridha Allah tentu hanya dimiliki oleh orang beriman, sedangkan bagi orang yang tidak mengenal Allah, tidak mengenal agama, maka boleh jadi pandangan hidupnya akan sesat. Oleh sebab itu, sebagai seorang yang beriman, sebaiknya kita mengajarkan kepada seluruh umat untuk selalu mencari keridhaan-Nya sehingga kehidupan manusia tidak sesat dan menyesatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun