Mohon tunggu...
Eko Suryo Pranoto
Eko Suryo Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah pekerja keras dan seorang pendidik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Anda Bahagia?

4 Agustus 2024   09:20 Diperbarui: 4 Agustus 2024   09:23 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimat bahagia paling sering di sampaikan dan diucapkan oleh orang. Bahagia juga merupakan salah satu target yang akan dikejar oleh manusia. Berbagai macam manusia selalu mencari kebahagiaan. Namun, yang sangat disayangkan diantara manusia terutama muslim, tersesat di dalam ruang hanya untuk mengejar sebuah kata kebahagiaan.

Kita melihat manusia dalam kehidupan ini, mereka mencari sebuah kebermanfaatan, kemudian berjalan untuk mendapatkan kebermanfaatan tersebut. Ada sebagian orang menyimpulkan bahwa bahagia adalah banyaknya harta. Namun, pada kenyataannya kita melihat orang yang memiliki harta yang berlimpah, hilang kebahagiannya. Ada sebagian orang pun mengatakan bahwa bahagia memiliki teman yang banyak, jaringan bisnis yang luas, keluarga besar yang mendukung kehidupannya. Dan ternyata kita temui orang yang memiliki itu semua sirna kebahagiaan dari dirinya.

Manusia menyimpulkan bahwa kebahagiaan di dapat ketika memiliki popularitas, ketenaran yang luas, ternyata mereka yang memiliki popularitas dan terkenal mendapatkan berbagai macam kehidupan yang membuat mereka menjadi resah. Kita juga temui dari berbagai macam kenyataan, berapa banyak orang yang sukses secara duniawi, popularitanya tinggi dan tenar, ternyata mengakhiri hidupnya dengan sangat tragis.

Manusia lain juga menyimpulkan bahwa kebahagiaan di dapat dengan cara berwisata, melakukan perjalanan ke luar negeri. Bahkan semua jenis pesawat telah mereka naiki. Hotel dengan berbagai macam bintang telah mereka masuki, dan bahkan seluruh negera pun telah mereka kunjungi, ternyata mereka tidak mendapatkan sebuah kebahagiaan.

Kalau semua manusia menganggap itu semua adalah kebahagiaan, lalu dimana sebenarnya letak kebahagiaan? Kebahagiaan adalah kondisi kejiwaan yang mampu beradaptasi pada setiap perubahan. Kalau memang kita kaya siap, maka miskin juga siap. Kalau kita sehat siap, maka sakitpun seharusnya kita siap. Ketika kita menghadapi berbagai macam kesulitan-kesulitan hidup seharusnya pun kita sudah siap, karena kita pun sudah diberikan berbagai macam kemudahan-kemudahan dalam kehidupan.

Kebahagiaan seseorang ada pada fokus dan konsentrasi dia kepada Allah dengan berbagai macam amal keakhiratan, sehingga orang yang berbahagia sangat anti bahkan tidak mau keluar keringat kalau tidak ada surganya, karena dia memiliki prinsip "Merupakan tanda kebaikan Islam seseorang mampu meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat" (HR Tirmidzi). Kebahagiaan adalah meraih ridho oleh sampai kepuncak-Nya. Berbagai macam apapun kesulitan dalam hidup ini, dia mampu menghadapinya dengan lapang dada, tenang hati, dan qonaah terhadap pemberian Allah yang penting halal. Dan yang terpenting adalah fokus kepada Allah dengan beramal keakhiratan.

Maka sebenarnya kebahagiaan adalah apa yang telah dikatakan oleh Allah "Barang siapa mengerjakan Kebajikan, baik laki-laki maupun Perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan aka Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS An-Nahl: 97). Kebahagian mampu mecintai apa yang kita kerjakan, bukan mengerjakan apa yang kita cintai. Kebahagian merupakan sebuah usaha yang terus-menerus untuk melakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik.

Kebahagiaan mampu menjadikan musibah orang lain menjadi pelajaran kehidupan, tidak menunggu kita terkena musibah baru mengambil pelajaran. Kebahagiaan merupakan suatu sikap, tidak frustasi untuk menghadapi masa depan, dan tidak trauma dengan masa lalu, dan tidak mengkhayal untuk mewujudkan cita-cita. Apa pun yang dilakukan oleh seorang muslim untuk mengejar kebahagiaan, pada akhirnya adalah ingin mencari ridha Allah, mengejar akhirat dan yang tidak kalah pentingnya adalah memiliki konsep prioritas akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun