Sesungguhnya Allah telah mewasiatkan kita sebagai anak untuk berbakti kepada mereka, apapun yang dilakukan orang tua, apalagi seorang ibu. Allah berfirman "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu" (QS Luqman: 14)
Ada seorang ibu yang ketika hamil mengalami masalah dengan kehamilannya, seperti keluar darah, dan mengharuskan untuk istirahat, bahkan ada seorang ibu yang berjuang sendiri tanpa pasanganya, karena ditinggal oleh suaminya, dan harus mencari nafkah sendiri.
Dalam sebuah hadits diceritakan ada tiga orang yang masuk kedalam goa, dan mereka bertawasul kepada Allah, dan salah satunya bertawasul "Ya Allah, dulu aku punya dua orang tua yang sudah lanjut usia. Aku tidak pernah memberi susu kepad siapa pun sebelum kepada mereka berdua.Â
Pada suatu hari, aku pergi untuk sustu keperluan. Saat aku pulang, ternyata keduanya telah tertidur. Aku bergegas memerah susu, namun kudapati beliau berdua masih tertidur. Aku bertekad tidak akan memberikan minum susu itu kepada keluarga atau budakku sebelum kedua orang tuaku meminumnya. Maka, aku menungg mereka bangun, sambill tanganku memegang gelas yang terisi susu hingga fajar subuh tiba. Keduanya lalu terbangun kemudian meminum susu tersebut. Ya Allah, jikalau perbuatan itu benar-benar aku kerjakan Ikhlas karena mengharap wajah-Mu, maka hilangkanlah kesulitan berupa batu besar yang ada dihadapan kami ini" batu besar itu tiba-tiba terbuka sedikit. (HR Bukhari & Muslim)
Kita kadang sudah menikah lebih peduli kepada istri kita, lebih peduli kepada anak-anak kita. Tidak ada hadits yang menyatakan bahwa anak-anak adalah pintu surga, yang ada adalah orang tua itu pintu surga. Kita peduli kepada anak-anak dan istri, di telepon istri untuk dibelikan oleh-oleh, kita membelikannya. Pernahkah kita menelepon ibu kita, kita tanya "Ibu mau apa? Saya lagi ada di luar kota" kita bawakan oleh-oleh untuk ibu kita.
Kita akan mengetahui bagaimana pengorbanan seorang ibu adalah dengan melihat istri kita yang sedang hamil. Kadang dia muntah, tidak mau makan, lemas, tidur tidak enak. Begitu lah pengorbanan seorang ibu, lalu kita lupa. Kadang kita lupa akan kedua orang tua kita. Kalau ibu kita dikasih pilihan antara hidup dan mati untuk melahirkan kita, maka ibu kita pasti akan memilih akan mati, dan tetap memperjuangkan anaknya untuk hidup di dunia ini. Ketika kita lahir ke dunia, ibu itu lupa dengan rasa sakitnya, ibu itu lupa akan lelahnya mengandung selama sembilan bulan. Kalau pun ada air mata, maka itu adalah air mata kebahagiaan.
Ada seorang sahabat yang izin untuk berjihad, izin untuk mendapatkan surga yang paling tinggi, dia datang kepada Nabi, Nabi berkata "Bapak ibumu masih hidup?' "iya" jawab sahabat, lalu dijawab kembali oleh Nabi "pulang, disana ada surga". Ketika ibu kita sedang masak, lalu kita menangis di tempat tidur, ibu kita mematikan kompornya dan menghampiri kita dan menggendongnya.
Begitu besar jasa ibu kita, dari mulai kandungan sampai kita besar. Janganlah kita melukai hati ibu kita, karena ibu kita adalah pintu surga bagi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H