Mohon tunggu...
Eko Suryo Pranoto
Eko Suryo Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya guru dan pekerja keras, disiplin dan bertanggung jawab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Layangan dan Perkembangan Motorik Anak

27 April 2023   08:07 Diperbarui: 27 April 2023   08:06 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Libur lebaran akan segera berakhir, para pemudik sudah mulai berdatangan menuju Ibu Kota Jakarta. Pelabuhan, stasiun, terminal, jalan tol, bahkan jalan alteri sudah dipenuhi dengan para pemudik yang akan kembali mengais rezeki di Ibu Kota Jakarta. Pemandangan ini selalu kita lihat di setelah lebaran.

Bagi anak-anak, libur lebaran merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan pundi-pundi uang lewat bersilahturahmi ke rumah tetangga dan juga rumah saudara. Tak jarang kita temui banyak anak-anak yang bukan warga di kampung kita berkunjung ke rumah kita sekedar untuk bersalaman dan menunggu "THR" dari tuan rumah.

Libur lebaran juga merupakan moment yang baik untuk membuat dan menggores sejarah bersama buah hati untuk berlibur, mencari suasana baru dengan berlibur ke pegunungan, atau bahkan berlibur ke pantai. Dengan berlibur bersama keluarga terutama buah hati, maka akan terjalin kasih sayang antara orang tua dan anak. Bagi Sebagian orang tua yang memiliki waktu yang kurang bersama keluarga, moment lebaran juga bisa membuat keakraban antara anak dan orang tua.

Selain berlibur ke pegunungan dan pantai, ada juga loh liburan yang mengasyikan bagi keluarga terutama anak-anak yaitu bermain layangan. Dengan modal yang kecil namun bisa membuat anak-anak bahagia. Dengan kondisi cuaca yang setiap sore sejuk dan berangin, membuat kegiatan bermain layangan menjadi lebih menarik.

Cobalah sekali-sekali kita berkunjung ke jembatan Kalibata Jakarta Selatan, yang berbatasan dengan wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, yang dilintasi oleh kali Ciliwung dibawahnya, ramai dengan para pecinta layangan. Berbagai macam layangan akan terlihat di langit jembatan Kalibata, dari yang mulai layangan yang seharga dua ribu rupiah, hingga puluhan ribu rupiah. Selain itu juga benang layangan yang murah hingga yang mahal akan kita temui di daerah itu.

Tidak hanya diatas jembatan, para pecinta layangan juga bermain dibawah jembatan, dipinggir sungai Ciliwung dan juga di lapangan terdekat. Cuaca yang berawan dan juga angin yang kencang membuat para pencinta layangan seakan-akan lupa dengan HP/gawainya yang setiap waktu berada ditangannya. Mereka terus menarik benang layangan, hingga terlihat berserakan ditanah karena "mengadu" dengan layangan lainnya. Selain kita akan melihat berbagai layangan yang sedang mengadu, ada juga kita jumpai layangan yang berbentuk naga, wayang dan lain-lain.

Bagi kita yang jauh dengan daerah jembatan Kalibata Jakarta Selatan, bisa memanfaatkan lapangan yang berada di wilayah rumah atau mungkin jalanan depan rumah atau juga lantai dua rumah kita untuk bermain layangan. Bagi anak-anak ternyata bermain layangan ini memberikan manfaat yang sangat luar biasa. Selain menjauhkan dari HP/gawai, permainan layangan ini juga bermanfaat bagi perkembangan motorik anak.

Bermain layangan dapat juga melatih koordinasi antara anggota tubuh seperti mata, tangan dan kaki, selain itu bermain layangan akan sangat bermanfaat bagi perkembangan anak kedepannya. Bermain layangan juga dapat mengajari anak tentang matematika yaitu membuat "tali kama", anak diajarkan mencari sudut dan menghitung jarak antara titik sudut dengan tali yang akan diikat. Hasil pembuatan "tali kama" akan menghasilkan terbang layangan yang akan diharapkan oleh anak, ada tali kama yang "manteng" dan ada juga tali kama yang "singit", semua tali kama memiliki fungsi yang berbeda-beda, itu semua sesuai selera dari pemain layangan.

Dalam bermain layangan anak juga belajar bagaimana bersosialisasi dengan teman-teman dan tak kalah pentingnya adalah anak belajar mengontrol emosi disaat layangan mereka nyangkut atau bahkan putus karena mengadu dengan layangan temannya yang lain, yang jauh dari tempat mereka bermain layangan.

Dalam bermain layangan juga harus diperhatikan keselamatan pemain seperti membalut jari telunjuk dengan kain agar kulit tidak tergores benang layangan yang tajam dan juga pemain harus melihat keadaan sekitar, apakah lapangan atau jalanan tempat bermain layangan ini banyak ditumbuhi pohon yang besar, atau kabel listrik.

Semoga dengan bermain layangan dapat mengisi libur lebaran dan memberikan pelajaran yang berharga bagi anak, dan juga bagi para orang tua dapat menjalin kasih sayang dan keakraban antara anak dan orang tua saat bermain layangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun