Mohon tunggu...
Eko Suprihatin
Eko Suprihatin Mohon Tunggu... Guru - guru

melestarikan budaya bangsa dengan berseni dan berkarya di Omah Gondhol Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Umbul Donga sebagai Sarana Ritual dan Edukasi Seni Publik Persembahan dari Omah Gondhol Yogyakarta

24 Januari 2023   21:36 Diperbarui: 24 Januari 2023   21:40 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Eko Suprihatin

ABSTRAK

Manusia dalam hidup selalu berhungungan dengan manusia lain dan juga manusia berhubungan dengan Tuhannya. Ritual keagamaan merupakan sarana pendekakatan dengan sang pencipta dengan makluk sosial lainnya. Dalam Wikipedia Ritual adalah istilah umum yang merujuk kepada rangkaian kegiatan berupa gerakan, nyanyian, doa, dan bacaan, menggunakan perlengkapan, baik dilakukan secara sendirian maupun bersama-sama, dipimpin oleh seseorang. Istilah lain ritual adalah umbul dongo yang ada di Omah Ghondhol Yogyakarta. Kegiatan ini sudah sekitar 3 tahun berjalan yang ada di Omah Gondhol Yogyakarta, sebagai sarana meminta berkah dengan berbagai pementasan karya seni yaitu seni pedalangan, karawitan, teater, tari, seni rupa maupun pertunjukan kolaborasi seni.

PENDAHULUAN

Pertunjukan seni di Yogyakarta berkembang dengan baik seperti pagelaran wayang kulit, pementasan wayang orang, pementasan wayang kulit, konser karawitan, kompetisi tari tradisi, kolaborasi seni, seni sastra dan tradisi, pentas disuatu lembaga seni sudah menjadi bagian dari usaha masyarakat melestarikan seni tradisi. Namun dipertengahan tahun 2019 pandemi Covid-19 mulai muncul dan merebak di Indonesia membuat perkembangan seni semakin lama juga semakin surut.  Pandemi Covid-19 disebut telah mengubah wajah seni dan budaya dunia. Kegiatan seni budaya yang semula mengandalkan pengalaman fisik kini pindah ke ruang maya. Koneksi internet dan pengalaman nonfisik jadi cara teraman untuk terhubung dengan seni. Pandemi menjadi momentum tepat untuk mengembangkan seni pertunjukan melalui teknologi dan media baru. Dengan ini, pekerja seni dapat mengeksplorasi karya baru sekaligus melestarikan warisan budaya. Pandemi ini menjadi suatu titik tolak baru dan peluang bagi insan kreatif yang cepat dalam beradaptasi, Daya adaptasi tersebut sangat bergantung dari kondisi dan modal yang dimiliki, sehingga tampak sebagian seniman dan pelaku kreatif dapat bertahan bahkan berkembang, sedangkan lainnya menurun. Pandemi juga memberikan ruang dan waktu bagi seniman, pelaku budaya, dan industri kreatif untuk melakukan introspeksi dan pembenahan diri untuk selalu memajukan dunia seni. Keberadaan seniman kreatif dan upaya menemukan kembali tren menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan adaptasi di masa pandemi.

Pada kasus ini, pekerja seni dipaksa harus terus kreatif dalam menuangkan
ide dan kreativitasnya untuk tetap bersaing dan beradaptasi dengan keadaan
untuk mempertahankan hakikatnya sebagai pekerja seni sejati tak terlepas dari
apapun situasi yang tengah menerpa. Dari sini kami Omah Gondhol Yogyakarta bangkit dari keterpurukan Covid-19 untuk bertarung dikancah dunia maya, demi karya karya yang harus dilestarikan untuk anak cucu kita kelak.

PEMBAHASAN

Omah Gondhol Yogyakarta merupakan sebuah omah yang merengkuh dan memberikan wadah kepada para seniman-seniman muda Yogyakarta di tengah terpuruknya pandemi covid-19. Para seniman tidak bisa lagi menunjukan karyanya dikalangan masyarakat secara terbuka dan terang terangan berhadapan langsung dengan masyarakat umum. Maka dari itu Omah Gondhol Yogyakarta mengubah siasat dan mencari media alternatif dengan memanfaatkan dunia maya. Awal mula kegiatan yang diupload ke dunia maya adalah  kolaborasi tari dan lagu karya Omah Gondhol dengan judul "Covid-19", karya ini bisa dilihat di media sosial facebook dan Instagram. Kemudian dari sini masyarakat tertarik dan para seniman merasa bangkit untuk meneruskan karyanya. Kemudian dengan musyawarah virtual selama 1 bulan tercetuslah sebuah karya Umbul donga #1. Umbul donga ini tercetus atas keprihatinan seniman seniman Yogyakarta terhadap pandemi covid-19, selain itu untuk mengisi kesibukan para seniman agar terus berkarya di tengah covid-19 melalui dunia maya.

Awal kegiatan umbul donga dilaksanakan di Omah Gondhol Yogyakarta yang berada di lokasi Dladan RT.04, Nglebeng, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta secara virtual di chanel youtube Omah Gondhol Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan setiapa awal bulan dan sudah berjalan sampai sekarang hingga mencapai umbul donga ke 27.  Berikut karya virtual umbul dongo dari Omah Gondhol yaitu

https://youtu.be/N4fGU-z2wA0 

https://youtu.be/zL4-VovG45U 

https://youtu.be/EILeTsTN6_Y  

https://youtu.be/Cp51HpKQmC8







Para pemain dan para pementas di umbul donga terdiri dari beberapa kalangan anak muda, akan tetapi yang menampilkan pertunjukan diumbul donga tidak hanya anak muda tapi juga dari kalangan anak kecil, anak remaja, orang dewasa dan bahkan orang tua juga ikut andil dalam pementasan umbul donga Omah Gondhol Yogyakarta. Pada kegaiatan ini biasanya diawali dengan opening musik krancong, band, tari ataupun opera mini, kemudian untuk pra acara pembawa acara yaitu pimpinan Omah Gondhol yaitu Bapak Gondhol Sumargiyono mengawali dengan menyapa para penonton dunia maya dan para pemain virtual. Kemudian untuk acara intinya biasanya pakeliran padat oleh dalang dalang muda. Pada shotting video virtual para pemain wajib untuk menjaga Kesehatan dan mengecek kesehatnya terlebih dahulu.

Kegiatan ini dinamakan umbul donga, 'Umbul' artinya mengangkat, 'Donga' artinya doa, maksudnya berkumpul untuk mengangkat tangan dan berdoa, memohonkan doa untuk orang tua, sanak saudara dan para leluhur kita yang sudah meninggal dunia. Selain itu juga memohon kesejahteraan hidup serta doa bersama untuk memohon agar seluruh bangsa segera terbebas dari ancaman Covid-19. Kemudian kesenian kesenian yang dihadirkan hanyalah untuk mengisi kesibukan para seniman seniman muda agar tidak jenuh dengan keadaan covid-19. Kegiatan umbul donga ini sudah berjalah sampai sekarang dan menjadi tontonan di dunia maya dan dikalangan masyarakat sekitar serta menghadirkan lebih banyak para seniman seniman muda dari berbagai kalangan baik itu dari umur 5-50 tahun.

PENUTUP

Bentuk dari kegiatan umbul donga dari awal sampai berjalan ke 27 kali selalu sama yaitu memintakan doa doa untuk para orang tua, saudara, serta kerabat kita yang sudah meninggal agar di alam kubur arwahnya tenang dengan iringan doa Al-Fatihah dari keluarga yang masih di dunia. Harapanya kegiatan ini terus berjalan tanpa batas waktu untuk berbagi, berdoa dan berkarya seni. Semoga hal hal baik yang kita lakukan direstui dan diridhoi Allah SWT, dan semoga bisa dilestarikan terus oleh anak cucu kita kelak. Dengan demikian kegiatan umbul donga Omah Gondhol menjadi sebuah warisan budaya, warisan seni akan selalu menjadi alur dan jalan untuk melestarikan budaya bangsa, tanpa terputus oleh keadaan apapun.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Ritual

Azzahra, Sandrina. (2021). Dampak Negatif Virus Covid-19 bagi Para Seniman. Viva. Dampak Negatif Virus Covid-19 bagi Para Seniman (viva.co.id)

DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta. (2020). Pelaku Seni DIY Keluhkan Dampak Covid-19 Terhadap Bidang Kesenian. E-parlemen DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaku Seni DIY Keluhkan Dampak Covid-19 terhadap Bidang Kesenian - e-Parlemen DPRD DIY (dprd-diy.go.id)

Indriani. (2020). "Kemendikbud data 40.081 seniman terdampak COVID-19." Antara News, 7 April, 2020. https://www.antaranews.com/berita/1408270/kemendikbud-data-40081-seniman-terdampak-covid-19

Marciano, R. (2020). Problematika seni pertunjukan di masa pandemi melalui pengalaman empirik. Senakreasi : Seminar Nasional Kreativitas Dan Studi Seni, 2, 119. Diambil dari https://conference.isi-ska.ac.id/index.php/senakreasi/article/view/123

Saputri, Amelia Hani., Febrianto Wikan Jaya Ali, Dewi Asmarawati. Eksestensi Tari Virtual Pada Masa Pandemi Covid-19. Implementasi Merdeka Belajar di Masa Pandemi Covid-19: Peluang dan Tantangan, Page 90. https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt/article/view/3666

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun