Kematian dalam jumlah sangat besar akan terjadi akibat banyaknya orang tertular virus Corona yang tak tertampung dalam rumah perawatan medis. Kepanikan makin menjadi-jadi ditengah kehidupan masyarakat.
Akibat lanjutannya ekonomi lumpuh, negara kehabisan kas yang tersedot untuk biaya penanggulangan luasnya bencana pandemi. Gambaran berikutnya tentu lebih mengerikan yang tak cukup ruang untuk mendeskripsikannya.
Oleh karena itu kepedulian semua warga masyarakat dibutuhkan untuk menghentikan laju penularan covid19. Grafik yang cenderung naik keatas harus secepatnya dibalik arahnya lebih datar lalu kemudian menurun.
Musim mudik lebaran tahun ini sangat krusial karena sifatnya yang massal dari episentrum pandemi Covid19. Keikhlasan dan kesediaan berkorban untuk bersabar bertemu keluarga di kampung halaman sangat besar artinya bagi keselamatan bangsa kita.
Saatnya selebrasi kemenangan berperang melawan hawa nafsu diwujudkan dalam bentuk pengorbanan demi keselamatan diri, keluarga, saudara dan handai taulan. Kesediaan satu orang untuk tidak mudik tahun ini berpotensi menyelamatkan ratusan hingga ribuan orang di perjalanan dan di kampung halaman.
Lalu jika jutaan orang yang biasa mudik lebaran ikhlas menunda atau bahkan tidak mudik tahun ini maka puluhan juta penduduk pulau akan aman dari penularan virus Corona. Mari kita buktikan jiwa suci di hari yang fitri nanti membawa maslahat bagi orang lain, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Ada cara lain
Kebahagiaan mudik dan berjumpa keluarga di kampung halaman bisa diganti dengan cara lain. Kemajuan teknologi smartphone memungkinkan untuk dijadikan sarana silaturahmi live.
Dalam situasi darurat silaturahmi virtual akan memberikan manfaat yang sama dengan perjumpaan fisik. Keluarga di desa akan lebih bahagia menerima video call kita daripada bertemu fisik tetapi memendam rasa cemas terpapar virus Corona.
Hemat saya lebih bermakna silaturahmi online yang jauh lebih murah dibanding pulang kampung yang mahal dan beresiko tinggi. Silaturahmi sejati adalah bertemunya dua hati yang bersih dan saling merindukan. Bisa jadi jauh dari ukuran sentuhan fisik.
Karena itu pertimbangkan sekali lagi keinginan untuk mudik ditengah ancaman pandemi Covid19. Lebih baik dan lebih bijaksana #janganmudikdulu.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H