Jenuhnya masyarakat akibat pembatasan pergerakan dan interaksi sosial sedikit banyak ternetralisai oleh puasa di bulan Ramadan. Diam di rumah (stay at home) dan bekerja dari rumah (work from home) terasa lebih nyaman dengan dengan pikiran dan hati tenang karena puasa.
Puasa pada situasi pandemi banyak memberikan ruang kontemplasi sehingga orang lebih sanggup memaknai realitas menyesakkan yang dihadapi. Barangkali baru Ramadan ini orang sanggup merasakan nikmatnya sabar menahan keinginan hawa nafsu.
Suasana hati seperti itu juga menjadi lanskap batin yang baik untuk menangkap makna kemenangan akhir pertarungan melawan ego dalam diri. Sebagaimana maksud idul fitri yang berarti kembali kepada fitrah jati diri manusia yang suci.
Lebaran sebentar lagi tiba sanggupkah membekali kita satu kemenangan permanen? Jika ya, itu artinya kita akan lebih mudah memperoleh kemenangan berikutnya. Kemenangan melawan pandemi virus Corona yang membutuhkan kesabaran, keikhlasan, kecerdasan, kebersamaan dalam solidaritas kemanusiaan dan juga persatuan segenap komponen bangsa.Â
Kita tunggu kemenangan besar beruntun itu, lebaran sebentar lagi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H