Di zaman milenial ini apa sih yang tak bisa disiasati? Hampir semua pekerjaan manusia terbantu oleh kemajuan teknologi, hampir semua kegemaran manusia terpenuhi melelui perangkat pintar. Semula yang dirasa tak mungkin sekarang sudah jadi kenyataan.
Tinggal manusianya saja yang harus pandai-pandai bersyukur. Semua akan menjadi berkah. Tetapi kalau masih banyak yang tergoda hawa nafsu maka semua kemajuan itu akan banyak menimbulkan mudarat.
Panduan moral dan penerapan nilai-nilai kemanusiaan makin mendesak dijadikan dasar pembuatan manual kerja. Guna lebih menjamin kemaslahatan hidup dalam kemajuan di zaman milenial.
Di zaman sekarang ini yang ditandai banyaknya lompatan teknologi berbasis internet membawa konsekuensi turunnya secara drastis tingkat kehadiran fisik manusia. Berkat adanya revolusi aplikasi semua bisa diselesaikan secara online. Termasuk di dunia profesional kerja.
Walaupun begitu secara naluriah manusia tetap masih membutuhkan tatap muka dan kontak langsung. Karena secara natural manusia itu makhluk sosial.
Jadi jika manusia secara akut mengurangi kontak fisik dengan sesama akan berpengaruh pada aspek kesehatan mentalnya. Sehingga bisa dipahami di zaman yang serba individual ini tempat-tempat hiburan ramai dikunjungi orang dan destinasi-destinasi wisata tak pernah sepi di hari libur.
Di desa-desa pun yang sesungguhnya juga sudah terjamah aneka produk teknologi informasi generasi 4.0 masih saja tetap keranjingan menyelenggarakan acara-acara temu muka baik skala kecil maupun skala besar. Kemasannya pun bisa modern tapi lebih banyak dengan kemasan tradisional. Tergantung siapa panitianya.
Kesimpulannya manusia tak bisa keluar dari fitrahnya untuk berinteraksi secara sempurna dengan sesama.
Dalam ajaran agama pun menegaskan pentingnya silaturahmi yang membawa manfaat panjang umurnya, tambah rejekinya dan dimudahkan persoalannya. Demikian pula ancaman berat bagi orang yang memutuskan tali silaturahmi.
Saat Anomali
Situasi kadang berubah sehingga membuat orang terkendala dalam memenuhi kebutuhan interaksi. Dulu, kira-kira lima puluh tahun lalu orang sampai kehilangan kontak dengan saudara tercintanya karena satu tuntutan sehingga berjauhan tempat tinggalnya. Kalaupun ada komunikasi paling melalui surat atau telegram yang membutuhkan waktu berhari-hari.
Lalu beberapa periode kemudian tertolong oleh terjangkaunya biaya komunikasi telpon kabel. Namun sampai di situ kepuasan interaksi jauh dari memadai. Apalagi serunya silaturahmi yang memerlukan kehadiran fisik.
Saat ini sumber kendala bukan karena amat jauhnya jarak fisik dan sosial. Iya, hampir semua penduduk di seluruh permukaan bumi bersama-sama menghadapi satu ancaman pandemi global dan masif yang disebabkan adanya penularan cepat virus covid19. Ancaman itu mengharuskan orang-orang menjaga jarak antar sesama. Juga dilarang mengadakan kerumunan.
Sehingga kebutuhan akan silaturahmi dilakukan dengan cara lain. Sedikit banyak kemajuan teknologi aplikasi Android memenuhi kebutuhan intensitas kontak maya. Beberapa aplikasi menawarkan keleluasaan berkomunikasi, berekspresi dan berinteraksi.Â
Setidaknya jika kontak fisik tak bisa dilakukan maka beberapa aplikasi yang makin cerdas dapat membantu meningkatkan intensitas kepuasan psikologis melalui kontak maya.
Silaturahmi Maya
Menyikapi keadaan pandemik yang hampir merata di seluruh wilayah Indonesia banyak kantor dan instansi melakukan work from home (bekerja dari rumah). Lebih dari sebulan para pekerja kantor melaksanakan tugas profesionalnya pure tanpa kehadiran fisik. Semua data dan laporan dikirim dengan email, chat whatsap, blue tooth dan aplikasi lainnya.
Keadaan terpaksa seperti ini tentu mengurangi produktifitas dan kepuasan berkarya. Sehingga urutan berikutnya bisa menumbuhkan rasa was-was akan kemungkinan dirumahkan atau bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Tetapi warganet yang masih menjalani tugas profesi harus tetap optimis badai pasti berlalu. Keadaan gak seseram berita sosmed. Masyarakat pada umumnya masih memiliki daya survival tinggi.
Pelaku usaha mikro paling lentur menghadapi krisis. Itu menurut saya yang akan menyelamatkan ekonomi dan mengamankan pasar.Â
Karena itu tetap bergembiralah, jaga interaksi melalui silaturahmi maya. Hikmah luar biasa silaturahmi tetap akan didapatkan walau dengan cara tak biasa.
Satu generasi transisi lahir dari situasi krisis akan mengubah wajah budaya medsos yang semula miskin rasa menjadi lebih bernilai estetis dan manusiawi.
Saya meyakini silaturahmi virtual akan turut menginisiasi lahirnya pola dan tata kerja baru yang belum pernah terjadi di era sebelumnya. Saya menyebutnya cara kerja malaikat karena semua dilakukan tanpa perjumpaan(gaib).
Campur tangan Tuhan selalu melahirkan keajaiban.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H