Dari deretan nama-nama menteri di kabinet indonesia maju boleh dicatat yang paling progressif menjalankan misi presiden Jokowi adalah menteri BUMN. Erick Tohir langsung melakukan gebrakan besar tak menunggu lama setelah ditunjuk presiden unruk menangani semrawutnya manajemen semua BUMN yang ada di negeri ini.
Rentetan gebrakannya pun tampak konsisten dan mendasaar. Semua masih menyangkut pada tataran pondasi yang dibutuhkan untuk memajukan tiap perseroan milik negara. Didahului dengan perombakan pada struktur kementerian kemudian dilanjutkan perombakan radikal pada jajaran komisaris dan direksi beberapa BUMN strategis.Â
Beberapa nama seram: Basuki Tjahaya Purnama (BTP/Ahok), Chandra Hamzah, Susi Pudjiastuti serta sederet nama-nama lain dengan reputasi besar dalam memerangi korupsi digadang untuk bergabung dan menjadi motor pembersihan internal masing-masing BUMN.
Dari situ indikasinya menjadi sangat jelas Erick Tohir ingin dalam waaktu singkat terbangun budaya baru high value oriented sebagai instrumen utama melesatkan BUMN-BUMN menjadi korporasi kelas dunia.
Spirit energinya yang berlimpah dan latar belakang serta pengalaman manajemen yang luas memberi harapan besar akan suksesnya transformasi menuju BUMN yang hebat kebanggaan rakyat.
Tak ada yang bisa membantah bahwa faktor utama kemajuan suatu lembaga bahwa hal pertama dan utama penentu keberhasilan transformasi korporasi adalah karakter dan kualitas sumber daya manusia. Manajemen dan teknologi sifatnya hanya sebagai pelengkap.
Kualitas pekerja pada suatu perusahaan umumnya bisa di-upgrade sesuai kebutuhan manajemen melalui serangkaian pelatihan dan pengembangan. Tetapi jika bicara soal karakter terlalu banyak faktor yang mempengaruhi sehingga jarang lembaga training and development suatu perusahaan yang mampu secara khusus menangani fokus ini.
Sehingga mudah dipahami apa yang dilakukan Erick Tohir dalam melakukan perombakan besar-besaran di level pimpinan baik di kementerian maupun di beberapa perseroan. Tak jarang pencopotan dilakukan secara serentak dan mendadak.
Perubahan mendasar memang selalu menghadapi perlawanan. Berikutnya korbanpun berjatuhan berupa pemecatan dan pencopotan banyak jabatan pimpinan sebagai konsekuensi dari program restrukrisasi organisasi. Tapi hal itu wajar dan alamiah sifatnya untuk merombak suatu kemapanan yang selama ini membuat BUMN-BUMN raksasa lambat merespon kebutuhan publik.
Hadirnya figur-figur baru yang bersih, lurus, berintegritas tinggi dan berani sangat penting untuk mempercepat tumbuhnya corporate culture (budaya perusahaan) baru yang lebih baik. Hanya dengan cara itu yang paling efektif memutus mata rantai praktik mafia di berbagai perseroan yang ada di bawah lingkup kementerian BUMN. Selain itu juga penting artinya untuk meredam tumbuhnya komunitas radikalisme di internal banyak perusahaan negara.