Dari Kasus Antasari Azhar hingga hari ini kasus pengebom yang masih berkeliaran. Nama polisi kian mencuat, sesuatu yang aneh namun memang benar terjadi. Kita ketahui kasus Antasari Azhar yang membuat praduga orang adanya pelemahan Lembaga Pemberantasan Korupsi, seperti KPK. Kasus ini juga menyeret nama-nama Polisi, seperti Kombes Pol Wiliardi Wizar, Kompol Arafat dsb. Hingga hari ini saja kasusnya masih belum jelas karena ada dugaan terjadinya rekayasa kasus.
Susno Duadji, nama ini juga tidak asing bagi kita apalagi pernyataan beliau "Ibaratnya di sini buaya di situ cicak. Cicak kok melawan buaya". Cicak-buaya atau KPK-POLRI tentu kita masih ingat hal ini, karena kasus ini seolah membenarkan adanya isu pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Susno jugalah yang memperkenalkan "Gayus Tambunan" karena beliau yang mengangkat kasus adanya mafia pajak di Indonesia. Kasus Mafia Pajak ini saja belum jelas bagaimana kelanjutannya.
Nah, Lain halnya dengan yang ini. Norman Kamaru, Anggota kepolisian yang berasal dari divisi Brigade Mobil berpangkat Briptu ini adalah sosok yang fenomenal karena Video lip-syncnya di Youtube namanya menjadi terkenal dimana-mana tidak terkecuali Kepolisian Republik Indonesia. Norman seolah membersihkan sekat yang pada polisi, polisi yang satu ini seolah dianggap pahlawan di medan perang, baik oleh Polisi maupun Masyarakat.
kasus pengiriman paket, terutama ke Kantor JIL di utan kayu juga lagi-lagi menyeret polisi. Namun, bukanlah pelaku melainkan korban. Satu orang polisi tanganya terpaksa diamputasi karena melakukan hal yang diluar bidangnya. Kasus pengiriman paket bom seolah menjadi paranoid bagi masyarakat sehingga bila masyarakat menemukan paket serentak mereka langsung menghubungi Polisi. Kasus M. Syarief setidaknya juga menjadikan polisi sebagai korban dibalik ledakan bom yang hari ini menyerang Individu. Lagi-lagi polisi.........
Polisi sepertiny tidak akan lepas dari kasus hingga sebuah problema yang fenomenal. semoga hal-hal ini membuat kepolisian RI menjadi bertambah dewasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H