Mohon tunggu...
Eko Romeo Yudiono
Eko Romeo Yudiono Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis itu Indah

Menulislah karena dengan menulis kamu akan belajar mensyukuri nikmat Allah SWT. Dengan menulis kita juga akan menyadari bahwa pengetahuan kita sesungguhnya ibarat setetes air di lautan bila dibandingkan dengan keangungan Allah SWT. Wallahu A'lam Bishawab.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mak Parni Idola Kampung

5 Oktober 2018   20:26 Diperbarui: 5 Oktober 2018   20:35 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan tanya bagaimana cara apel jaman dulu, karena menurut Mak Parni, bisa bicara di depan teras saja sudah bagus. Karena, Pak Badrun, ayah Mak Parni menerapkan seleksi ketat siapa-siapa saja yang boleh mengapeli anaknya. Minimal naik sepeda kebo. 

Kalau hanya jalan kaki, niscaya akan diacuhkan oleh Pak Badrun. Sepeda uduk (motor) jelas menjadi prioritas. "Namanya juga bapakku kaya, ya pilih-pilih. Apalagi aku kan ayu," urai Mak Parni terkekeh memperlihatkan gigi depannya yang mulai ompong.

Namun pada akhirnya, diantara puluhan bahkan ratusan pemuda yang mengapelinya, Mak Parni akhirnya memilih Dul Manan. Lelaki tegap, berkulit kuning langsat yang sehari-hari berdagang kain di Kecamatan Dadap Lor. Menurut Mak Parni, Dul Manan adalah pria yang sopan. 

Sebutan di film Holywood sekarang Gentleman. Dul Manan juga dikenal bloko suto (apa adanya). Tidak bergaya menyugih (kaya) meski tabungannya sudah bisa membeli sawah dan kebo puluhan ekor. 

Tutur katanya juga sopan dan halus. Dul Manan juga romatis. Karena setiap apel selalu membawa kembang mawar meski diambil dari pagar masuk kampung Gemulung." Pokoknya Dul itu orangnya top," ungkap Mak Parmi sembari mengacungkan dua jempol.

Namun, setelah menikah dengan Dul Manan, kehidupan cinta Mak Parni bagai senitron di era modern. Sebab, dia menyebut sempat kawin-cerai hingga 11 kali. "Lho Mak kok koyok artis sampean, "Celetuk Yu Sablah. "Iya Mak ini, nggak capek tha kawin 11kali," timpal Yu Tri yang disambut tawa pecah Yu Sablah dan Mak Parni berbarengan dengan tenggelamnya matahari di kampung Gemulung. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun