Mohon tunggu...
P3E Suma
P3E Suma Mohon Tunggu... Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan -

Alamat Kantor: Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 17 Makassar Tlp. 0411-555701,702 Fax.0411-555703 Alamat Website: p3esuma.menlhk.go.id

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Komisi IV DPR RI Apresiasi Capaian Kerja KLHK dan Usulan Pagu Anggaran 2019

19 September 2018   09:07 Diperbarui: 19 September 2018   09:24 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

P3E Suma-KLHK (Jakarta, Rabu, 19 September 2018)-Rapat Kerja Menteri LHK, Siti Nurbaya dengan Anggota Komisi IV DPR RI pada hari Selasa, (18/09) membahas agenda utama yaitu tentang Realisasi Penyerapan Anggaran sampai dengan tanggal 12 September 2018 dan pembahasan Rencana Kerja Anggaran (RKA) KLHK berdasarkan Pagu Anggaran tahun 2019.

Raker ini merupakan yang kedua setelah sehari sebelum KLHK melakukan Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI. KLHK menjadi mitra dari dua Komisi di DPR RI yaitu Komisi IV dan Komisi VII akibat adanya penggabungan antara Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup empat tahun yang lalu.

Yang menarik, dalam sesi tanya jawab revisi Peraturan Menteri LHK (Permen) No.20/2018 dengan mengeluarkan tiga jenis burung dari status dilindungi yaitu, burung Murai Batu, Jalak Suren dan Cucak Rowo menjadi salah satu yang mendapat sorotan dalam Rapat Kerja Menteri LHK, Siti Nurbaya dengan Anggota Komisi IV DPR RI.

Polemik yang timbul di masyarakat pasca diterbitkannya Permen no 20/2018 menumbuhkan dua pihak yang mendukung dan menolak. Kedua belah pihak telah didengar pendapatnya oleh KLHK dan kemudian disikapi dengan pemberian solusi terbaik bagi kedua belah pihak yaitu merevisi Permen tersebut dengan mengeluarkan burung jenis Murai Batu, Jalak Suren dan Cucak Rowo dari daftar dilindungi untuk waktu transisi dua tahun.

"Otoritas ilmiah memang menyarankan beberapa burung itu dilindungi, masuklah di dalam daftar. Namun setelah kita pelajari secara luas terutama di Pulau Jawa dan dibeberapa tempat di luar Jawa, berkaitan dengan kepentingan masyarakat, kepentingan ekonomi dan budaya, maka akhirnya kita menerapkan transisi dahulu", ujar Menteri Siti.

Penerapan masa transisi ini dikatakan Menteri Siti sebagai upaya pemberian ruang bagi masyarakat untuk secara bertahap dan sukarela mendaftarkan burung-burung yang masuk tiga jenis tadi, bahkan jika memungkinkan dalam masa transisi dua tahun itu akan diberikan semacam insentif yang diharapkan dapat mendorong masyarakat semakin tertarik untuk melakukan pendaftaran dan pendataan burung- burung tersebut kepada pihak KLHK.

"Untuk mendaftar itu mendapatkan insentif selama dua tahun, misalnya burungnya diobatin ngga bayar, pendaftaran dan ijin penangkarannya tidak dengan biaya dan sebagainya nanti kita cari formatnya," ujar Menteri Siti.

Sekali lagi Menteri Siti menyatakan bahwa revisi Pemen No.20/2018 ini mudah-mudahan bisa diterima semua pihak karena ini dalam rangka untuk mencari jalan tengah untuk lebih seimbang antara kebutuhan otoritas scientific dan realitas sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat.

Anggota Komisi IV DPR RI, Darori menyambut baik keputusan yang diambil oleh Menteri Siti yang telah dengan berani mengambil sikap atas polemik yang terjadi di masyarakat. Dia mengusulkan perlunya sosialisasi kepada masyarakat bahwa dengan Permen tersebut masyarakat hanya diwajibkan melaporkan burung peliharaannya kepada kepala balai, tanpa harus membayar PNBP atau pajak.

"Saya dukung ibu bikin daftar burung dilindungi, tapi kesannya rakyat diminta untuk membayar PNBP, ini kurang informasi kepada masyarakat sepertinya. Harusnya cukup sifatnya melapor kepada kepala Balai, karena masyarakat ketakutan harus membayar PNBP, mengurus izin sampai ke Jakarta," ujar Darori.

Darori juga menambahkan bahwa penerbitan Pemen no 20/2018 bagus karena mendidik masyarakat untuk lebih bertanggung jawab melestarikan satwa baik di luar maupun di dalam habitatnya. Dia juga berharap jika masa transisi sudah selesai Permen tersebut dapat diberlakukan kembali.

"Sekarang kalo Ibu sudah merevisi permen tersebut, harapannya nanti setelah dua tahun dapat di berlakukan kembali," ujar Darori.

Kesimpulan Raker ini secara umum adalah Komisi IV DPR RI mengapresiasi usulan pagu anggaran KLHK untuk Tahun Anggaran 2019 yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, Komisi VII juga menyetujui uraian program dan kegiatan KLHK dalam membangun sektor lingkungan hidup dan kehutanan di tahun 2019.

Sumber Berita: 

Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun